Olah Sampah, Adopsi Teknologi Eropa

Kamis, 20 Mei 2010 – 13:35 WIB
Tempat penampungan sampah terpadu (TPST) Ciangir dipastikan aman bagi lingkunganSampah yang diangkut dari Jakarta dan Tangerang seluruhnya dimasukkan ke dalam bungker untuk kemudian diolah

BACA JUGA: Tiga BM Ditlantas Dihajar Demonstran

Dalam proses pengolahan, sampah melewati mesin pemilah yang memisahkan sampah organik dan anorganik
Sampah organik atau sampah basah, dicacah dengan mesin pencacah

BACA JUGA: Kali Cikarang Tercemar Parah



Kemudian setelah itu masuk tungku untuk proses pembakaran
Dari hasil pembakaran akan dihasilkan panas dan gas untuk pembangkit listrik

BACA JUGA: Korban Priok Digelontor Rp. 1,8 M

Praktis, dengan sistem yang telah dilaksanakan negara maju itu, pengelolaan sampah aman bagi lingkungan sekitarnya

’’Seperti halnya di Shanghai, Hongkong, pengelolaan sampah juga berada di dalam tanahIni tidak akan mengganggu lingkunganHasilnya juga efektif,’’ ujar Kepala Dinas Kebersihan DKI Eko Bharuna.
Jika mengaca pada pengalaman Hongkong, pengelolaan sampah berada di dua lokasiDalam kota serta di pulau yang terpisah dari pendudukKeduanya diolah dalam bungker.  Sampah yang telah dikumpulkan dalam bungker dibakar dan diambil gasnya untuk listrikAktifitas warga di atasnya juga tidak terganggu

Namun, untuk desain jenis ini, tipping fee yang harus dibayar sangat mahal hingga USD 40 per tonSementara, tipping fee yang mampu dibayar DKI hanya Rp 103 ribu per tonMeskipun tidak mengadopsi secara persis, desain diarahkan seperti ituBagaimana bentuknya, nanti akan disesuaikan dengan teknologi yang digunakanYang pasti, seluruh proses pengolahan sampah itu aman bagi lingkungan
Dari total sampah yang mampu ditampung di TPST Ciangir sebanyak 2.500 ton per hari, sampah akan diolah menjadi kompos, briket serta listrik dengan kemampuan daya sekitar 25 MW
  
Kesuksesan pengelolaan sampah di China tersebut pernah disaksikan langsung oleh Presiden SBY pada 2006 laluDalam lawatannya di Pudong City Heat Energy, SBY melihat langsung seluruh sampah diolah menjadi listrikSampah yang mampu ditampung sebanyak 1.100 ton hingga 1.200 ton per hariDari pengolahan tersebut, mampu menghasilkan listrik 35 ribu KWH hingga 40 ribu KWH. 
Sementara di Jepang, sampah diolah menjadi semenSeperti di ChibaSemen dari hasil pengolahan sampah mampu tembus 62 ribu ton per tahun.
 
Menurut Eko, seluruh pengalaman negara maju dalam pengelolaan sampah menjadi pelajaran berhargaSampah yang diolah harus dipastikan ramah lingkungan dan bernilai ekonomisBaik untuk kompos, briket maupun listrikTeknologi disiapkan terlebihdahuluBaru kemudian TPST dioperasikanSehingga, ketika TPST sudah berjalan, sampah bisa langsung diolah dan tidak menumpuk. 
 
Menurut Eko, lahan di Ciangir seluas 98 hektareSeluas 50 hektare telah disetujui untuk dibangun TPSTSisanya, sementara untuk ruang terbuka hijauTotal investasi Rp 700 miliar
Akses menuju Ciangir ada duaUntuk wilayah barat melalui tol, Tomang, Bitung masuk ke selatanJaraknya sekitar 24 kmSedangkan dari selatan melewati tol BSD, Cisauk hingga Ciangir.
 
Jarak sekitar 18 km“TPST Ciangir itu mendesak direalisasikanAgar masalah sampah Jakarta bisa segera diselesaikanKerjasama antara DKI dan Tangerang harus lebih ditingkatkanAgar tidak terjadi kesalahfahamanKedua daerah bisa diuntungkan,” tambah Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Lunggana(aak)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dewan Minta PRJ Dikelola BUMD


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler