jpnn.com, JAKARTA - Pengakuan La Nyalla Mahmud Mattalitti aktif memfitnah Joko Widodo (Jokowi) sebagai komunis dan non-muslim di Pilpres 2014 lalu, diprediksi sangat menguntungkan pasangan calon nomor urut 01 di Pilpres 2019.
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, kubu Jokowi-Ma'ruf Amin sangat diuntungkan karena pengakuan La Nyalla diikuti permohonan maaf dan bergabung mendukung Jokowi-Ma'ruf.
BACA JUGA: Ramses: Masalah e - KTP Belum Cukup Gerus Dukungan ke Jokowi
"Isu Jokowi terlibat PKI saya kira selama ini dipercaya oleh hampir sembilan juta masyarakat Indonesia. Jadi permintaan maaf La Nyalla menguntungkan Jokowi-Ma'ruf," ujar Ujang kepada JPNN, Senin (17/12).
Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini lebih lanjut mengatakan, kubu Jokowi sebenarnya sejak lama coba membantah isu terkait komunis dan non-muslim.
BACA JUGA: Ganjar Menargetkan Jokowi - Maruf Menang Besar di Jateng
"Tapi terkesan tidak mempan. Nah, dengan masuknya La Nyalla mendukung Jokowi-Ma'ruf, membantu Jokowi untuk mengklarifikasi tuduhan PKI tersebut dari aktor utamanya," ucap Ujang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini meyakini pengakuan La Nyalla bakal mampu mengubah sikap pihak-pihak yang selama ini termakan isu Jokowi komunis dan non-muslim.
BACA JUGA: Feeling Jokowi, PKB Masuk Tiga Besar
Pasalnya, isu tersebut selama ini berkembang tanpa diketahui siapa yang mengembuskannya. Namun, dengan pengakuan La Nyalla isu menjadi terang, apalagi diakui fitnah bertujuan untuk merontokkan elektoral Jokowi.
Selain itu, La Nyalla juga diketahui merupakan tokoh penting pemenangan Prabowo di wilayah Jawa Timur pada Pilpres 2014 lalu.
"Pengakuan itu kan langsung dari aktor yang menyebar fitnah. Ini seperti legitimasi bagi Jokowi bahwa dia difitnah dan membuktikan Jokowi tidak terlibat (komunis). Bahwa dia korban fitnah," pungkas Ujang.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Prabowo Cs Bakal Terus Eksploitasi Isu e-KTP
Redaktur & Reporter : Ken Girsang