jpnn.com, BIRMINGHAM - Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan menorehkan prestasi luar biasa dengan memboyong gelar juara ganda putra All England 2019, Minggu (10/3) malam.
Meskipun dalam kondisi tidak seratus persen, karena Hendra mengalami cedera betis kanan, mereka membuktikan masih layak diperhitungkan di panggung bulu tangkis elite dunia.
BACA JUGA: Susy Menangis Melihat Perjuangan Ahsan / Hendra di All England 2019
Di partai final, Ahsan (31 tahun) dan Hendra (34) mengalahkan pasangan muda Malaysia, Aaron Chia (22) dan Soh Wooi Yik (21) dengan skor 11-21, 21-14, 21-12. Ahsan / Hendra sekaligus mengulang sukses mereka di tahun 2014 lalu.
Nah, bagaimana pandangan pelatih kepala ganda putra PP PBSI, Herry Iman Pierngadi, yang menjadi orang paling dekat dengan Ahsan / Hendra di lapangan saat final malam tadi?
BACA JUGA: Pak Jokowi Kasih Bonus Berapa Buat Ahsan / Hendra?
Herry telah menduduki 'kursi panas' saat mendampingi empat wakil Indonesia yang berurutan menjadi jawara di All England yaitu pasangan ganda campuran Praveen Jordan / Debby Susanto (2016), saat itu pelatih kepala Richard Mainaky harus kembali ke Tanah Air, sehingga Herry menggantikan posisi Richard di final. Lalu dua final ganda putra yang berurutan dimenangkan oleh Marcus Fernaldi / Kevin Sanjaya di tahun 2017 dan 2018.
Meskipun Ahsan / Hendra kini berstatus pemain profesional (nonpelatnas), tetapi mereka masih mengikuti latihan di pelatnas di bawah pimpinan Herry. Saat bertanding pun, jika Herry tak sedang mendampingi pemain pelatnas, dia pasti mendampingi Ahsan / Hendra bertanding.
BACA JUGA: All England 2019: Mohammad Ahsan Sujud Syukur, Hendra Setiawan Termangu
Apa komentar Coach Herry tentang kemenangan Ahsan / Hendra?
Mereka punya mental juara, walaupun kondisinya enggak prima dan ketinggalan di game pertama, memang mental juaranya kelihatan. Pemain Malaysia 'goyang' banget, terutama di game ketiga. Di game kedua, lawan masih (memberi perlawanan). Lalu saat mau tersusul, Ahsan / Hendra sempat 'goyang', saya bilang, terus dulu, masih bisa. Saat Ahsan / Hendra terus unggul, lawannya yang 'goyang'.
Bagaimana perasaan Coach Herry sebelum pertandingan itu?
Ya sebelum tanding, ada perasaan 50-50 karena kondisi Hendra. Saya tidak tahu apakah dia bisa main atau tidak, kemarin dia bilang, jalan saja pincang. Tadi di pertama walau kalah, tetapi nggak parah sekali, di game kedua sudah mau coba, kelihatan dari mukanya Hendra, kepengin cobanya kelihatan.
Bagaimana dengan pasangan Malaysia, jika dibandingkan penampilan mereka di semifinal melawan Fajar Alfian / Muhammad Rian Ardianto?
Penampilan lawan lebih bagus kemarin, jauh lebih bagus. Hari ini kondisi fisik mereka sudah menurun. Kedua, mungkin lawannya sama-sama muda, sekarang lawan Ahsan / Hendra mentalnya terpengaruh, dari pukulannya kelihatan, mengambang, mati sendiri.
Kejadiannya terbalik dengan penampilan pasangan Malaysia kemarin di semifinal, di game pertama mereka masih grogi. Sekarang, di game ketiganya yang grogi. Mungkin ada pressurejuga, melihat lawannya sudah cedera, dan mereka kan masih muda, jadi masih belum stabil. Tapi pasangan Malaysia ini masuk kategori pasangan ganda putra yang patut diperhitungkan.
Hendra/Ahsan akan menempati peringkat empat dunia, apa komentar Coach Herry?
Artinya mereka belum habis. Yang harus ditiru dari Ahsan / Hendra, mereka tidak pernah menyerah. Sebelum poin 21, masih memungkinkan memenangi pertandingan. Lihat saja, di game pertama kan jauh kalahnya, tapi mereka bisa bangkit, bisa menang, itu memang mental juara. Tapi secara teknik mereka memang lebih di atas. (badmintonindonesia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kento Momota: Saya Tunggal Putra Pertama Jepang yang jadi Juara All England
Redaktur & Reporter : Adek