jpnn.com, SURABAYA - Punya istri cantik dan kaya-raya memang bikin bangga. Tapi kalau dia seorang psikopat yang justru suka menghajar suami, yang terjadi sungguh miris.
Itulah pengalaman Dondon, 37, yang justru harus mendapatkan bogem mentah bertubi-tubi dan jadi korban penindasan sang istri.
BACA JUGA: Tergoda Kemolekan Tubuh Anak Tiri, Lihat Rambutnya Basah Bikin tak Tahan
================================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
================================
Majelis hakim Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya masih belum percaya jika sosok Sephia, 35, adalah seorang psikopat.
BACA JUGA: 2 Anak Laki Sejak Kecil Diperlakukan Layaknya Wanita, Besar Jadinya Seperti Ini
Sebab tampilannya sungguh sopan, kalem, dan nada bicaranya juga lemah lembut. Badannya pun kecil, ramping, mungil, dengan tatapan mata yang sayu.
Sehingga, siapa pun mungkin tak akan pernah menyangka jika dia adalah seorang psikopat.
BACA JUGA: Rahasia di Balik Permintaan Istri yang Minta Dimanja Dalam Keadaan Gelap
“Majelis hakim yang terhormat juga tidak percaya. Saya sampai disuruh bawa bukti hasil uji kejiwaan dari dokter. Ya saya enggak bawa karena tidak begitu respek kalau dia periksa ke dokter. Kirain kayak sakit kepala saja penyakitnya. Tapi ya gitu, dia sering kejet-kejet sendiri,” ungkap Dondon, 37, usai sidang talak cerai di PA Surabaya, Jalan Ketintang Madya, Kamis (6/6) lalu.
Bersama orang tuanya, Dondon mengaku kini harus berjuang dan berupaya keras mendapatkan bukti surat uji kejiwaan dari dokter soal penyakit psikopat sang istri.
Pasalnya, selama ini surat hasil pemeriksaan dokter jiwa itu selalu disembunyikan istrinya.
Dondon juga tidak berani membawanya, lantaran takut akan dihajar mati-matian oleh sang istri.
Pria yang bekerja sebagai guru tidak tetap (GTT) di sebuah sekolah swasta terpandang di Surabaya itu mengaku takut dengan penyakit istrinya.
Apalagi, sang istri suka ringan tangan dan bakal menghajarnya habis-habisan jika menemukan kondisi yang tidak sesuai dengan keinginannya.
“Ibarat main tinju, saya sudah dihabisi 10 ronde. Kadang, saya sampai tidak bisa mengajar seminggu gara-gara teler dihajar pakai tangan dan penjalin,” ucap Dondon yang dari fisiknya justru lebih gemuk dibanding sang istri.
Tidak hanya Dondon, orangtuanya juga kerap jadi mangsa ganas sang istri. Sebab dengan tinggal bersebelahan, Sephia bisa kapan saja masuk ke rumah mertuanya.
“Ya gitu, gak jelas sebabnya dia langsung kumat. Aku diikat, terus dihajar. Ayah dan ibuku juga gitu. Kebetulan, ayah dan ibu tinggal terpisah. Jadi mereka juga pasrah dengan tindakan istri. Mau lapor tetangga malah malu, soalnya rumah yang kami tinggali warisan almarhum mertua,” jelasnya.
Sejak muda, orangtua Dondon bekerja dengan menjaga toko orangtua Sephia. Sampai akhirnya, anaknya Dondon dinikahkan dengan Sephia dan melanjutkan bisnis keluarga.
Setelah orangtuanya meninggal, Sephia sebagai anak tunggal yang melanjutkan bisnis toko grosir dibantu orangtua Dondon.
Sedangkan Dondon mengajar di pagi hari dan membantu berjualan di toko pada sore hari.
“Sebenarnya kami nggak kaya banget. Alhamdulillah, kecukupan. Tapi ya gitu, kalau dia kumat malah bikin deg-degan terus karena saya bisa di-KO setiap waktu,” kata Dondon.
Sementara itu, Sephia mengaku kalau tudingan suaminya itu hanya fitnah. Pasalnya, dia menduga keluarga Dondon mengincar harta warisan orangtuanya.
Sehingga mereka memfitnahnya agar berpisah dengan suami dan mendapatkan bagian harta.
“Demi harta, apa sih yang nggak bisa dilakukan,” katanya.
Disinggung apakah sering menghajar suami dan mertuanya seperti pengakuan Dondon kepada majelis hakim, Sephia mengaku memang sering mengomel karena mereka dianggap lemot dan kurang tanggap.
“Kurang cepat kerjaannya, ya saya omeli. Sedikit-sedikit, kadang saya memang marahi dan kalau tidak bisa berubah ya saya pukul. Tapi sedikitsedikit,” pungkasnya. (*/jay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bedanya saat Pacaran dan Usai Menikah di Musim Mudik Lebaran
Redaktur : Tim Redaksi