Pengakuan untuk Angklung dan Muatan Lokal Budaya

Jumat, 05 Februari 2010 – 14:18 WIB
JAKARTA - Upaya pemerintah untuk melestarikan mata budaya Indonesia, mulai membawa hasilSetelah batik, wayang dan keris, pada tahun 2011 mendatang, angklung diharapkan juga bisa diakui dunia sebagai mata budaya Indonesia dan warisan dunia.

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra), Agung Laksono mengatakan, Kementerian Budaya dan Pariwisata telah memprakarsai upaya menominasikan berbagai warisan budaya tersebut

BACA JUGA: Tahun Depan, Tiga Budaya Indonesia Diakui Dunia

"Angklung Indonesia telah dinominasikan kepada UNESCO tahun 2009 yang lalu
Berkasnya telah dinyatakan lengkap oleh Sekretariat UNESCO, dan pada bulan Mei nanti akan dibahas komisi di UNESCO untuk dinilai," paparnya.

"Kita harapkan, angklung dapat masuk sebagai Representative List pada September atau Oktober 2010," ujarnya menambahkan, di sela acara serah terima sertifikat UNESCO terhadap Warisan Budaya Indonesia, di Jakarta, Jumat (5/2).

Agung mengharapkan, ke depannya Indonesia semakin memprioritaskan mata budaya yang berada di ujung barat dan ujung timur wilayah Indonesia lainnya, agar terdaftar dalam Warisan Budaya Dunia

BACA JUGA: Calon Pemimpin Negeri Perlu Dites Psikologi

Sementara itu dikatakan pula, progres lain yang cukup menggembirakan, adalah bahwa pada 11 Februari nanti, tim peneliti akan berangkat ke Aceh untuk mulai menyusun berkas nominasi tari Saman, untuk kemudian didaftarkan pula ke UNESCO.

"Saya harap semua pihak akan mendukung upaya-upaya ini untuk melestarikan dan mengembangkan warisan budaya, sebagai bagian penting jati diri dan kesejahteraan batin bangsa Indonesia," lanjutnya.

Pengakuan UNESCO yang diterima juga ada dalam bentuk penghargaan terhadap 'best practices', khususnya terhadap apa yang telah dilakukan oleh Diklat Warisan Budaya Batik untuk siswa SD, SMP, SMA, SMK dan Politeknik, dalam kerjasama dengan Museum Batik di Pekalongan
Dikatakan Agung pula, dalam hal ini, praktek membatik di sekolah sendiri telah dikembangkan di Pekalongan sejak tahun 2006, begitu juga di beberapa tempat lain.

"Gagasan memasukkan modul-modul warisan budaya setempat ke dalam kurikulum pendidikan formal sebagai muatan lokal tersebut, telah dipilih oleh UNESCO sebagai 'Best Practice', atau cara terbaik untuk menjamin transmisi warisan budaya kepada generasi penerus," kata Agung lagi

BACA JUGA: Pernak-pernik Valentine Mulai Diburu

(lev/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Buruk Masih Mengancam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler