"Saat ini, kita mengupayakan tiap tahun (ada) satu mata budaya yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia dan Daftar Representasi Warisan Budaya Tak-Benda dan Kemanusiaan," kata Menko Kesra Agung Laksono, saat membuka acara serah terima sertifikat UNESCO terhadap warisan budaya Indonesia, yakni wayang, keris, batik dan 'Best Practice' Diklat Warisan Batik Indonesia, Jumat (5/2).
Dengan demikian, lanjut Agung, selalu ada aksi untuk melestarikan kebudayaan Indonesia, agar tidak punah atau diakui oleh pihak lain
BACA JUGA: Calon Pemimpin Negeri Perlu Dites Psikologi
Agung menargetkan, tahun depan tiga mata budaya Idonesia dapat terdaftar dan mendapat sertifikat UNESCO yang sama"September ini, angklung kita harapkan masuk dalam Daftar Warisan Dunia
BACA JUGA: Pernak-pernik Valentine Mulai Diburu
Setelah itu, Februari tahun depan, kita mengajukan tari Saman dari Aceh," tambahnya.Agung mengatakan, kini Indonesia wajib menginventarisir warisan budaya yang dimiliki
BACA JUGA: Cuaca Buruk Masih Mengancam
Saat ini Kementerian Budaya dan Pariwisata sendiri diketahui tengah melakukan proyek inventarisir mata budaya di seluruh Indonesia.Agung menjelaskan, sertifikat UNESCO yang diterima Indonesia tersebut masuk dalam kelompok budaya tak-benda, yang mengacu pada Konvensi tentang Perlindungan Warisan Budaya Tak-Benda tahun 2003 (Convention on the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage)Konvensi ini memberikan pengakuan kepada budaya tak-benda seperti budaya lisan, seni pentas, adat istiadat dan perayaan, pengetahuan tentang alam dan semesta, serta kerajinan tradisional.
Keuntungan bagi Indonesia dengan dimasukkannya mata budaya Indonesia ke dalam daftar representatif itu, menurut Agung pula, adalah pengakuan dunia terhadap eksistensi seni budaya dan kekayaan alam Indonesia yang menjadi identitas jati diri bangsaInskripsi UNESCO ini juga membawa konsekuensi, bahwa pihak-pihak pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan terkait, harus terus-menerus secara nyata melestarikan dan mengembangkan warisan budaya tak-benda, sesuai komitmen yang telah dinyatakan dalam berkas-berkas yang diajukan kepada UNESCO.
"Ini dilakukan agar tetap memenuhi kriteria, hingga inskripsi tersebut tidak dicabut kembali," jelas Agung pula(lev/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Persalinan Beresiko Disubsidi Rp 4 Juta
Redaktur : Tim Redaksi