Petualangan ini biasanya dikaitkan dengan orangtua yang nomaden - menggandeng karavan di belakang kendaraan dan berkeliling penjuru negeri. Namun kini semakin banyak orang muda melakukannya, bahkan bersama anak-anak mereka.

Salah satunya adalah keluarga Willett dari Bundaberg. Keluarga ini terdiri atas ibu Tania, ayah Ben dan empat anak usia di bawah 13. Mereka menghabiskan waktu 18 bulan mengunjungi setiap negara bagian dan teritori di Australia.

BACA JUGA: Australia Menarik Minat Pemburu Emas Generasi Baru

Perjalanan enam bulan pada tahun 2007 membuat mereka ketagihan. Makanya, pada tahun 2010 mereka ingin melakukan perjalanan lebih lama dan menyusun rencana selama lima tahun. Anggota keluarga Willett terdiri atas Tania, Ben, Veda, Hendrix, River, Astrid serta anjing mereka Betty.

Supplied: Tania Willett

BACA JUGA: Aksi Nekat Pelayan Perempuan Usir Biawak Dari Restoran

Keluarga ini pun berburu karavan yang memenuhi kebutuhannya. Mereka menemukan karavan Viscount buatan 1973 dengan harga $300 atau sekitar Rp3 juta.

Dalam tiga tahun karavan ini diperbaiki dan berubah barang usang menjadi sebuah karavan lipat, yang mereka namai Caravan of Crazy.

BACA JUGA: Australia Akui Bukti Umur Dalam Kasus Nelayan RI Ali Yasmin Tidak Kuat

"Kami menyadari di van baru ini semuanya harus memiliki tempat. Kami tidak ingin apapun disimpan di lantai atau di tempat tidur atau hanya mengambil ruang," Tania Willett.

"Dengan memperbaiki sendiri van ini kami bisa memasukkan empat tidur susun untuk anak-anak, tempat makan dan dapur lengkap dengan oven, kulkas 180 liter serta tempat tidur ukuran ganda," tambahnya. Anak-anak keluarga Willett mengikuti home-schooling.

Supplied: Tania Willett Banyak tempat berhenti

Keluarga ini berangkat ke arah selatan dari Kota Bundaberg menuju Tasmania, meskipun sebenarnya ada perdebatan di kalangan komunitas karavan mengenai cara mengelilingi benua Australia. Apakah harus searah jarum jam atau justru sebaliknya?

"Hal itu tergantung kapan Anda berangkat dan dari mana Anda berangkat," kata Tania lagi.

"Kami berangkat bulan Juni sehingga kami menuju selatan yang sedang musim dingin dan tidak masuk akal bagi banyak orang," ujarnya.

"Kami menuju selatan terlebih dahulu ke Tasmania. Kemudian kembali ke daratan benua, terus ke tengah kemudian ke arah barat dan bergerak berlawanan arah jarum jam di pesisir pantai Australia Barat," jelasnya.

Menurut Tania, arah angin juga harus dipertimbangkan, sebab bepergian ke arah barat melintasi Nullarbor pada waktu tertentu dalam setahun akan menghabiskan dua atau tiga kali bahan bakar kendaraan. Jalan highway yang memanjang di horison di bawah warna langit yang biru.

Supplied: Tania Willett

Tania mengatakan sepanjang jalan ada banyak tempat berhenti dan tinggal.

Keluarga ini misalnya berhenti selama delapan minggu di Alice Springs, terutama karena bertemu dengan keluarga yang bepergian dengan cara yang sama.

"Kita tidak pernah bisa mengantisipasi seperti apa tempat yang akan didatangi. Ada tempat yang menarik dan Anda berpikir akan bagus namun keesokan harinya Anda malah langsung pergi," ujarnya.

"Lalu pergi ke tempat seperti Alice Springs dan bertemu dengan orang lain dan bilang 'Apakah Anda tidak keberatan menjaga anak-anak kami beberapa jam?" Mereka sangat senang melakukannya," tambahnya.

"Kemudian Anda membalas kebaikan itu. Di jalanan kita semua senasib," kata Tania. Anak-anaknya menyaksikan Tania memegang kadal jinak.

Supplied: Tania Willett Bepergian dengan anak-anak

Menurut data Riset Pariwisata Australia, sebanyak 33,1 juta malam dihabiskan di taman karavan atau tempat berkemah hingga September 2016.

Pasangan dewasa merupakan yang paling banyak yaitu menghabiskan total 19,1 juta malam. Selebihnya 11,1 juta malam dihabiskan oleh orang tua bersama anak-anaknya, atau meningkat 12 persen. Sang ibu mengatakan sepanjang ada sinar matahari anak-anaknya akan senang.

Supplied: Tania Willett

Jadi dengan kian banyaknya orang pergi berkeliling Australia, Tania mengatakan saran terbaiknya cukup sederhana. Berangkat saja.

"Satu-satunya penyesalan Anda yaitu tidak melakukannya lebih awal. Memang bisa menakutkan juga tapi jika Anda tidak pernah melakukan sesuatu yang menakutkan bukankah hidup ini membosankan?" katanya.

Tantangan besar bagi Tania dan Ben Willett dalam perjalanan ini adalah menemukan waktu sebagai pasangan.

"Kami coba sedikit istirahat di malam hari. Kami bilang ke anak-anak, 'kalian bisa menonton film'. Kami pun bisa duduk di luar sendirian, minum, ngobrol dan merencanakan perjalanan berikutnya," kata Tania.

Dia terkejut dengan banyaknya keluarga lain yang melakukan hal serupa.

"Kami tadinya pikir hanya kamilah satu-satunya di sana. Tentunya tidak ada orang lain segila ini?" paparnya. Tantangan besar buat Tania dan Ben adalah menemukan waktu berduaan sebagai pasangan.

Supplied: Tania Willett

"Begitu berada di sana, Anda melihat begitu banyak orang lain di jalan," kata Tania.

"Kami menjumpai beberapa keluarga yang bepergian dengan kami selama enam bulan, sebab anak-anak kami nyambung dan arah tujuan kami sama," katanya.

"Ada grup medsos mengenai keluarga yang bepergian. Jika tertarik bisa mencari, pelajari dan lihat berapa banyak orang yang melakukannya. Luar biasa," tuturnya.

Diterbitkan Pukul 14:30 AEST 22 Februari 2017 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalan Kaki Lebih Sering Bisa Kurangi Rawat Inap di Rumah Sakit

Berita Terkait