Pengamat Dukung Sikap PPI

Yang Tolak Kunjungan Anggota DPR

Selasa, 07 Oktober 2008 – 19:03 WIB

jpnn.com - JAKARTA—Pengamat kebijakan publik Universitas Indonesia (UI), Adrinof Chaniago mendukung aksi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda yang menyerukan boikot plesiran sejumlah anggota Komisi XI DPR RI ke Franfurt (Jerman) dan Milan (Italia) dengan dalih studi banding.

“Saya mendukung langkah PPI yang memprotes para wakil rakyat melancong ke luar negeri dengan dalih studi bandingKalau suara mahasiswa tidak didengar, suara siapa lagi yang mereka indahkan

BACA JUGA: Kader PDIP Tangerang Balik Kandang

Pelajar kan tidak puya kepentingan
Sementara LSM yang diharapkan ikut mengawasi sudah sibuk dengan urusan masing-masing,” kata Adrinof, di Jakarta, (7/10), merespon pernyataan tertulis PPI Belanda.

Menurut  Andrinof, selama ini terlalu banyak wakil rakyat melancong ke luar negeri dengan dalih studi banding

BACA JUGA: Status Gunung Sapotan Ditingkatkan

Padahal, hasil yang mereka dapat dari studi banding tersebut tidak bermanfaat untuk rakyat “Apalagi dalam kondisi sulit ini, mereka malah melancong ke luar negeri dengan biaya negara.”

Sebagai wakil rakyat, lanjut Andrinof, para anggota DPR tersebut berpikir bagaimana memperbaiki kondisi ekonomi Indonesia yang masih terpuruk akibat krisis 1998, bukan menghambur-hamburkan uang negara dengan berbagai dalih

“Sebagai anggota DPR, mereka itu harusnya peka terhadap kondisi bangsa dan negara,” tegasnya.

Hal senada dikatakan Sekjen Governance Watch (Gowa), Andi W Syahputra

BACA JUGA: Target Pemenuhan Pondokan Haji Meleset

“Untuk mendapatkan bahan, DPR tidak perlu harus ke luar negeriMaksimalkan data yang adaLagi pula teknologi komunikasi sudah canggih untuk dan mampu menjawab berbagai kebutuhan komunikasi,” kata dia.

Dia tambahkan, dana yang digunakan anggota DPR ke luar negeri adalah uang rakyat“Dengan kondisi rakyat seperti ini, kenapa mereka yang mengaku wakil rakyat tega ‘membuang’ uang rakyatIni bukti mereka tidak peduli dengan kesengsaraan rakyatIni sama saja anggota DPR bebal,” kata dia

Sementara Sekretaris Fraksi P-DIP, Ganjar Pranowo mengaku tidak mengetahui siapa anggota Komisi XI DPR dari Fraksi P-DIP yang ikut rombongan ke Frankfurt, Berlin dan Milan“Saya baru baca dari media,” kata dia, sembari menambahkan masalah studi banding merupakan wewenang masing-masing komisiNamun, dia berharap agar studi banding itu harus bermanfaat buat rakyat karena bagaimana juga dana membiayai anggota dewan itu adalah uang rakyat

Malah menurutnya, langkah-langkah seperti ini perlu dikritisi sehingga perjalanan ke luar negeri itu benar-benar efisien dan efektifDan, juga tidak semua persoalan harus studi banding ke luar negeri“Ini kan perlu biaya besar,” kata dia.

Sebelumnya, PPI Belanda dalam pernyataan sikap tertulis untuk publik menyerukan aksi boikot plesiran anggota DPR RI ke luar negeriBila masih tebal muka, diserukan agar PPI negara tujuan beraksi dan mahasiswa di Jakarta mencegat mereka di Bandara Soekarno-Hatta.

Dalam pernyataan sikap berisi lima butir dan diteken di Den Haag 4 Oktober 2008 itu PPI Belanda menyatakan memboikot dan menolak kunjungan anggota DPR RI yang bersikap aji mumpung untuk plesiran ke luar negeri dengan kamuflase studi bandingPenolakan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa DPR tidak memiliki sense of crisis di tengah kemiskinan dan hutang Indonesia yang masih banyakSeharusnya keuangan negara digunakan secara hemat, tepat guna dan berdaya guna.

Kedua, jika sekedar studi banding dan pengumpulan data, maka tugas itu bisa dilakukan dan diwakilkan kepada para mahasiswa Indonesia yang berada di negara yang akan
dikunjungi, berkoordinasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI)Selain itu jika tujuannya untuk belajar, maka bisa dilakukan dengan cara mengundang pejabat Bank
Sentral Jerman ke Indonesia.

Ketiga, PPI Belanda menyerukan para mahasiswa di Jakarta untuk menahan keberangkatan rombongan anggota DPR di Bandara.

Keempat, menyerukan para mahasiswa di Jerman untuk memboikot dan menolak kedatangan rombongan anggota DPR tersebut.

Kelima, kegiatan plesiran anggota DPR yang dibungkus studi banding, menunjukkan bahwa anggota DPR sangat bebal dan kebal terhadap kritik dan lagi-lagi menunjukkan perilaku memalukan.

Rombongan bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (7/10) dengan tujuan Frankfurt, JermanRombongan mendarat di Bandara Internasional Frankfurt pada
Kamis (9/10)"Hingga hari ini belum ada pemberitahuan ke Perwakilan RI di Jerman tentang pembatalan traveling rombongan DPR RI ke Frankfurt, Berlin dan kota pusat mode dunia Milan, Italia," tulis PPI.
 
Rombongan besar itu dipimpin WS dari Fraksi PDS dan akan 'bertemu mitra' di Frankfurt cuma satu jamSelebihnya acaranya hanyalah city tour dan kemudian ke Berlin, lalu Milan.

Itu berarti bahwa penentangan publik menemukan kebenarannya bahwa klaim studi banding hanya akal-akalan untuk mendapatkan uang ekstra menjelang masa akhir jabatanCuma 1/120 jam saja mereka 'bekerja', dari total 5 hari perjalanan! 

Lagi pula common sense mempertanyakan apa yang bisa didapat dari 1 jam pertemuan untuk sebuah studi banding perbankan yang sangat kompleks? Apalagi hampir dipastikan 25% dari satu jam itu akan habis untuk basa-basi pembukaan dan perkenalan(Fas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua ABK RI Tewas di Laut Vietnam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler