Pengamat: Kesejahteraan Petani Sekarang Ini bukan Sebatas Pemanis

Kamis, 08 Oktober 2020 – 17:29 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL saat turun ke lapangan dan berdiskusi dengan petani. Foto: Humas Kementan RI.

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pangan sekaligus Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Sujarwo menilai sektor pertanian di era Mentan Syahrul Yasin Limpo terus mengalami kemajuan.

Kemajuan itu antara lain terkait penataan dan pengelolaan sistem manajemen pangan secara menyeluruh baik di tingkat hulu maupun hilir yang sudah berjalan on the right track.

BACA JUGA: Pujian Mentan SYL untuk Lampung sebagai Penyumbang Pangan Nasional

 

Sujarwo mengatakan bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando menteri yang beken disapa dengan panggilan SYL, telah membuktikan adanya akselerasi kegiatan pembangunan pertanian, pemantapan ketahanan pangan, energi, dan pengembangan functional food.

BACA JUGA: Situasi Jakarta Mencekam, Presiden Jokowi di Pulang Pisau

"Saya kira Pak Syahrul sebagai menteri pertanian mendapatkan sinyal positif akan pertumbuhan sektor pertanian dan juga kemampuan ekspor. Kita lihat di era sekarang ini telah bermunculan petani milenial yang sukses sehingga dapat mendongkrak kesejahteraan petani," ujar Sujarwo, Kamis (8/10).

Perlu diketahui bahwa Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2020 mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen secara bulanan (month to month/mtm) menjadi 101,66 persen. NTP adalah salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

BACA JUGA: Puan Maharani Menyerukan Pentingnya Gotong Royong demi Kemakmuran Bersama

 

Sujarwo menyampaikan, gaung komersialisasi dan modernisasi pertanian yang terus disuarakan Kementan mulai terdesiminasi dan memberi stimulasi untuk sektor ini.. Salah satu indikatornya adalah adanya kemajuan kelembagaan petani, efisiensi (economies of scale) dan juga terbangunnya supply and value chain management.

"Bola pembangunan pertanian sekarang tidak hanya di Kementan saja, tetapi juga ada di lembaga-lembaga penelitian yang menawarkan inovasi dalam pembangunan pertanian. Juga di perguruan tinggi dalam lembaga riset dan implementasi merdeka belajarnya (MB-KM) untuk juga berkontribusi dalam peningkatan akselerasi pembangunan pertanian," tutur Sujarwo.

Dalam meningkatkan produktivitas dan penjualan hasil komoditas pertanian, Kementan melakukan kerja sama dengan beberapa perusahaan e-commerce di Indonesia. Di antaranya Bukalapak, Tokopedia dan Gojek Indonesia.

Selain itu, katanya, kolaborasi yang dibangun oleh Kementan juga dapat memunculkan kesadaran kolektif akan makna pembangunan yang sesungguhnya, yaitu partisipasi aktif seluruh pihak dalam melakukan perbaikan pertanian ke depan secara berkelanjutan.

Karena itu, dia berharap momentum yang ada sekarang ini harus dimanfaatkan, dan akselerasi pembangunan diwujudkan sehingga pertanian yang maju, mandiri, dan modern dapat berimplikasi pada kemakmuran rakyat Indonesia.

"Lebih lagi, harapannya Indonesia mampu berkontribusi pada penurunan bahaya kelaparan dan kemiskinan dunia sebagaimana target SDGs sampai 2030," pungkas Sujarwo.(*/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler