Pengamat: Munaslub Golkar, Pertarungan Tokoh-Tokoh Lama

Rabu, 22 November 2017 – 10:35 WIB
Partai Golkar. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto sudah menjadi tersangka dan ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Minggu (19/11) malam. Golkar harus segera menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) untuk mencari pengganti Setnov sebagai ketua umumnya.

“Saran saya lebih tepat di akhir 2017 Golkar segera menyelenggarakan Munaslub. Golkar harus punya itikad untuk menyelesaikan dan mengakhiri silang sengkarut di internal yang cukup menguras energi Golkar di tahun 2017. Tahun politik 2018 adalah lembaran baru guna menyongsong dan menatap masa depan Partai Golkar,” kata pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, dalam rilisnya, Rabu (22/11).

BACA JUGA: Pleno DPP Golkar Pertimbangkan Suasana Batin Setnov

Pangi menjelaskan Idrus Marham telah ditunjuk sebagai Plt Ketua Umum Golkar. Penunjukan Idrus, alasannya mungkin karena beliau lebih dekat dengan Setnov dan posisi sebelumnya sebagai Sekjen Golkar.

Menurut tokoh yang merupakan lulusan S2 Ilmu Politik di Universitas Indonesia (UI) ini, Plt Ketua Umum hanya akan menyiapkan Munaslub. Yang sangat dinamis dan cukup sengit pertarungannya adalah pemilihan Ketua Umum Golkar definitif via Munaslub.

BACA JUGA: Wajah Setya Novanto Tampak Kuyu dan Pucat

Idrus Marham lebih dekat ke Setnov akan tetapi belum tentu diterima Presiden Joko Widodo. Sedangkan Airlangga Hartarto lebih dekat ke Jokowi dan bisa bekerja sama dengan pemerintah dan presiden. Nurdin Halid mungkin tidak menjadi pertimbangan karena Golkar tidak mau mengulang peristiwa hukum yang sama walaupun jabatan Nurdin Halid sebelumnya sebagai ketua harian.

Idrus Marham sangat kecil dan tipis peluangnya terpilih sebagai ketua umum Golkar definitif. Karena yang terpilih nantinya tetap punya irisan ke presiden dan pemerintahan Jokowi. Kemungkinan ke depannya yang terpilih sebagai ketua umum definitif yang dekat dengan presiden dan bisa bekerja sama dengan pemerintah.

BACA JUGA: Fredrich Yunadi Bilang Setnov Punya Hak Merasa Belum Sehat

Dalam munaslub nanti, yang bakal berkontestasi secara elektoral, menurut Pangi, belum ada figur baru atau tokoh alternatif. Masih tokoh-tokoh yang tidak jauh-jauh dari sebelumnya. Bukan mustahil akan kembali terulang berkompetisi munaslub sebelumnya. Ade Komarudin, Idrus Marham dan Airlangga Hartato dipastikan akan kembali bertarung dalam Munaslub pemilihan Ketua Umum Golkar definitif.

Namun juga jangan lupakan peran Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam menentukan Ketua Umum yang akan dipilih dalam Munaslub. JK akan menjadi decision maker dalam pemilihan ketua umum. Jika ada campur tangan JK, maka Akom kemungkinan besar akan terpilih sebagai ketua umum. Dengan begitu akan terjadi tarik-menarik kepentingan dalam munaslub.

“Setnov tentu akan memilih Idrus Marham sebagai ketua umum, sedangkan dari pihak JK akan lebih condong kepada Akom. Pertarungan di Munaslub akan sangat menarik. Tinggal menunggu ‘kode’ dan siapa yang akan mendapat restu dari Presiden Jokowi,” jelasnya.

Kerja berat dan kerja keras ketua umum definitif sudah menanti di tahun politik 2018 untuk menyusun struktur pileg dan pilpres serta menyiapkan mapping elektoral agar bisa menang dalam pemilu pileg dan pilpres yang dilaksanakan serentak. Kerja ketua umum definitif maha berat, tiga besar saja sudah syukur karena tergerusnya elektabilitas Golkar usai tersandungnya Setnov dalam kasus korupsi KTP elektronik.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Plt Ketum Golkar Masih Berharap Setnov Menang Praperadilan


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler