Pengamat Nilai Cara Kader PDIP Ini Justru Melecehkan Jokowi

Minggu, 08 Februari 2015 – 01:31 WIB
Presiden Joko Widodo. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Indonesia Development Monitoring (IDM), Fahmi Hafel menilai, tekanan dan ancaman PDI Perjuangan terhadap Presiden Joko Widodo makin terasa jelas lewat cara mereka mendelegitimasi sejumlah menteri di Kabinet Kerja dari jalur profesional.

"Hal ini terbukti dengan serangan kader PDIP yang mencoba menyudutkan para menteri Jokowi yang dipilih dari profesional yang dianggap menjauhkan PDIP dari Jokowi," kata Fahmi dilansir Rakyat Merdeka Online (Grup JPNN.com), Minggu (8/2).

BACA JUGA: Khofifah Dorong Warga Miskin Segera Mandiri

Padahal, menurut dia, Jokowi dan menteri menteri-menterinya sudah menghasilkan kebijakan-kebijakan dalam 100 pemerintahannya, dan Jokowi sudah on the track untuk melakukan perubahan ke arah positif dengan program Trisakti dan Nawacita.

"Sebenarnya, alasan PDIP untuk menyingkirkan menteri-menteri dari jalur profesional di kabinet kerja, yang dianggap brutus-brutus, merupakan suatu tindakan yang patut dicurigai ada kepentingan PDIP untuk menguasai tempat-tempat basah. Hanya masalah pundi-pundi dolar saja di balik semua itu," ujarnya.

BACA JUGA: Proton di Indonesia Belum Tahu Ada Proyek Besar

Seharusnya, kata Fahmi lagi, selama menteri-menteri dari jalur profesional yang ada di kabinet Jokowi bekerja dengan baik untuk merealisasikan janji kampanye Jokowi, PDIP tidak perlu kebakaran jenggot hanya karena sulit berkomunikasi dengan Jokowi.

Dia menilai, Jokowi pun sudah cukup sibuk untuk bekerja keras membawa perubahan ekonomi.

BACA JUGA: Enam Kekuatan Ini Kepung Jokowi, Berani gak?

"Dengan menyudutkan menteri-menteri dari jalur profesional, yang dilakukan oleh PDIP justru sama saja melecehkan Jokowi yang sudah memilih menterinya melalui proses transparan," tegas dia.(ald/rmol/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanda Kembalikan Tongkat Pangeran Diponegoro ke Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler