JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Budyatna membela sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak berlebaran ke rumah Megawati Soakernoputri. Pasalnya, justru Ketua Umum PDI Perjuangan itu yang harusnya bersilaturahmi ke Jokowi sebagai kepala negara dan pemerintahan.
"Beda halnya kalau Megawati itu ibu kandungnya Jokowi, dengan sendirinya wajib Jokowi datang. Tapi ini kan Jokowi bukan apa-apanya Megawati, jadi tidak ada ikatan darah sama sekali," kata Budyatna saat dihubungi wartawan, Rabu (22/7).
BACA JUGA: Belum Turunkan Harga BBM, Jokowi-JK Dituding Sedang Berdagang dengan Rakyat
Meski demikian Budyatna juga melihat baik Jokowi maupun Megawati sedang menunjukkan ego dan gengsi masing-masing. Di satu sisi Jokowi ingin menunjukan kepada publik bahwa dirinya bukanlah petugas partai yang bisa didikte Megawati.
Namun, di sisi lain Megawati merasa ingin dihormati sebagai tokoh politik senior yang berjasa mengantar Jokowi menjadi presiden. "Ini kayak orang saling berebut tuah," tegasnya.
BACA JUGA: Mendagri Minta Gubernur Sumut Mundur, Jika...
Meski begitu, Budyatna menilai tidak saling mengunjungi di saat Idul Fitri justru baik bagi pencitraan Jokowi di mata publik. Sebab, dengan mengunjungi Megawati sama saja membenarkan anggapan publik bahwa Jokowi adalah boneka Megawati dan petugas partai.
"Bahkan popularitasnnya akan meningkat. Karena selama ini dia (Jokowi, red) dianggap sebagai boneka Megawati," katanya.
BACA JUGA: Khawatir Ricuh Tolikara adalah Jebakan
Karenanya guru besar ilmu politik UI itu berharap Megawati berbesar hati dengan mengunjungi Jokowi. Sebab, dalam sejarah Indonesia sulit ditemukan literatur presiden mengunjungi ketua umum partai untuk bersilaturahmi selain dalam keadaan darurat seperti sakit atau melayat.
"Mestinya Megawati berbesar hati mendatangi Jokowi. Tapi ini juga tidak mungkin, dengan SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, red) saja masih bermusuhan," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidak Jangan Hanya Usai PNS Libur
Redaktur : Tim Redaksi