jpnn.com, KABUPATEN TANGERANG - Pengamat sekaligus praktisi entrepreneurship olahraga Hasani Abdulgani menyampaikan tidak mudah mencari seseorang yang punya perhatian pada olahraga sekaligus seorang birokrat.
Dengan posisinya itu bisa menghadirkan banyak kemajuan di dunia olahraga.
BACA JUGA: Gibran Tampil Meyakinkan, Bang Zaki; Ini Bukan Sulapan
"Sosok itu salah satunya adalah Ahmed Zaki Iskandar," kata Hasani Abdulgani dalam perbincangan dengan Bang Zaki di studio Hasani Corner, Minggu (7/1).
Dalam perbincangan tersebut terungkap Bang Zaki sudah melangkah jauh dalam dunia olahraga.
BACA JUGA: Siap Maju Pilkada DKI, Bang Zaki Punya Resep Jitu Atasi Sampah
Dia sudah membangun 29 stadion mini untuk setiap kecamatan di Kabupaten Tangerang, dan menjadikan Stadion Benteng berubah menjadi Stadion Indomilk Arena,
“Kami punya konsep profesional, selain bagus untuk dunia olahraga, juga memberikan masukan untuk APBD," kata Bang Zaki, sapaan akrab Ahmed Zaki Iskandar.
BACA JUGA: Bang Zaki Sebut Olahraga jadi Solusi Atasi Tawuran
Sepak terjang ketua DPD Golkar ini di bidang olahraga tidak perlu diragukan lagi.
Bupati Tangerang periode 2013-2023 itu memiliki program unggulan dan perhatian serius di bidang olahraga untuk mengorbitkan talenta atlet baru serta membawa wilayahnya maju di bidang olahraga.
"Ini bisa dijadikan contoh secara nasional. Karena itu, saya mendukung sosok seperti Bang Zaki terbang lebih tinggi lagi,” kata Hasani.
Salah satu bukti tangan dingin Zaki Iskandar di bidang olahraga adalah mentransformasikan Persita menjadi klub profesional.
Klub ini tidak lagi mendapatkan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tangerang, karena sudah dikelola secara profesional, layaknya tim-tim mapan di mancanegara.
"2008 saya dipercaya menjadi Pembina Persita. Kemudian 2009, Persita sudah tidak lagi menggunakan APBD, dan mulai mentransformasikan dirinya menjadi klub profesional yang awalnya kami lakukan dari struktur kelembagaannya terlebih dahulu," ungkap Bang Zaki.
Kemudian, pada 2013 berdasarkan kesepakatan dengan Persita, Pemkab Tangerang mulai membangun Sports Centre Kelapa Dua (kerap juga disebut Benteng Taruna) secara bertahap.
Pembangunan stadium itu menelan anggaran daerah sekitar Rp 280 miliar, dengan fasilitas berupa stadion berkapasitas 20 ribu penonton, running track, GOR kapasitas 1.500 orang, lapangan softball hingga wall climbing.
Hingga pada 2017, Persita mulai mengelola Sports Centre yang diberi nama Indomilk Arena Stadium bekerja sama dengan Indofood, serta menjadi satu-satunya klub sepakbola Indonesia yang memiliki stadion sendiri.
Perubahan identitas stadion itu menjadi torehan sejarah untuk Persita dan juga sepak bola Indonesia, mengingat belum pernah ada nama stadion sepak bola di Indonesia yang menggunakan branding sponsor sebagai ‘Naming Brand’.
Hal ini membuat klub berjuluk Pendekar Cisadane tersebut mensejajarkan diri dengan kebiasaan penamaan stadion, seturut kerja sama dengan sponsor lazim dilakukan di industri sepak bola dunia seperti markas Juventus bernama Allianz Stadium Juventus, markas Arsenal bernama Emirates Stadium, markas Manchester City bernama Etihad Stadium, dll.
"Kami kerja sama Sports Centre ini dengan perusahaan pemilik Persita dengan konsep pengelolaan jangka panjang. Di mana di Indonesia, beban pemeliharaan kembali ke APBD setelah dibangun," ujarnya.
Jadi, tambah dia, dengan begitu infrastruktur yang dibangun pemda tidak lagi membebani APBD untuk biaya perawatan dan pemeliharaan.
Jika bisa dilakukan di setiap provinsi, maka masalah akan selesai.
Bang Zaki mengatakan bahwa kerja sama tersebut menguntungkan kedua belah pihak, di mana pemda mendapatkan aset tambahan dari pembangunan yang dilakukan Persita serta pajak hiburan.
Begitu juga dengan Persita yang dapat menyewakan fasilitas dalam stadium untuk digunakan secara umum, sedangkan bagi perusahaan sponsor, yakni Indofood dapat melakukan branding produknya.
Tidak hanya itu, langkah lain yang hendak dilakukan adalah pembuatan sports complex di kawasan Legok, dengan menawarkan lahan seluas 40 hektare (ha) kepada para investor asing.
Dia mengaku Walter Zenga selaku Vice President Persita menjadi wakil untuk menarik para investor luar.
"Itu konsep yang kami siapkan untuk mereka (perusahaan asing memiliki klub sepak bola) berinvestasi di sini. Ada stadion, tetapi juga ada GOR dan hotel bintang 3-4, bisa juga jika mereka mau bangun kawasan industri atau entertainment complex. Ini ada keuntungan buat kita, yaitu kerja sama dengan klub dunia, Persita otomatis akan terbangun dengan sendirinya," ujar Bang Zaki.
Menurut dia, hal-hal tersebut adalah langkah efektif bagi klub sepak bola dalam negeri untuk bisa lebih mandiri.
Kemudian, untuk membentuk klub profesional, perlu pondasi finansial yang kuat, ini bisa diwujudkan salah satunya dengan melakukan initial public offer (IPO).
"Industri olahraga ini harus dibangun dengan perencanaan matang dan berbasis profit. Makanya saya berharap, tidak hanya 10 klub (IPO) sehingga bisa kokoh secara finansial," kata dia.
Dirinya menyampaikan, potensi olahraga Indonesia sangat besar, jadi mesti ada roadmap pembangunan industri sepak bola dalam negeri.
Nantinya roadmap ini akan dijadikan buku panduan setiap PSSI tingkat kabupaten/kota dan provinsi.
"Roadmap ini bukan sekadar program-program pembinaan saja, tapi juga terkait infrastruktur, suprastruktur (pengguna) dan SDM. Kita harus disiplin setelah roadmap ini disepakati. Hal ini yang harus dilakukan untuk pembangunan sepak bola Indonesia," jelas Bang Zaki.
Di Tangerang sendiri, Bang Zaki juga telah membangun sarana serta prasarana olahraga, seperti 29 stadion mini dan 12 GOR mini di setiap kecamatan.
"Jadi, selain 29 stadion mini, kami juga ada 12 GOR mini kecamatan yang akan dibangun di 29 kecamatan. Bukan cuma untuk sepak bola, tetapi cabang olahraga (cabor) yang digemari masyarakat itu kita persiapkan. Ini (GOR) kan bisa multicabang, bulu tangkis, tenis meja dan bela diri," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesisir Jakarta Terancam Tenggelam, Bang Zaki: Benahi Kawasan Pantai
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad