jpnn.com, JAKARTA - Tantangan berat menanti pemimpin Jakarta dalam menangani kawasan pesisirnya.
Hal ini karena adanya penurunan tanah, abrasi, ditambah lagi dengan perubahan iklim yang berdampak pada hilangnya ekosistem dan sebagian daerah pesisir.
BACA JUGA: Siap Maju Pilkada DKI, Bang Zaki Punya Resep Jitu Atasi Sampah
Jakarta memiliki total garis pantai 120 km dengan 46,2 km kondisinya kritis.
Artinya, air laut sudah di atas daratan, yang dalam hal ini bisa menenggelamkan kawasan di Jakarta Utara.
BACA JUGA: Bang Zaki Sebut Olahraga jadi Solusi Atasi Tawuran
Sejak 1974, Jakarta telah mengalami penurunan hingga 4,5 meter.
Penyebab utamanya adalah penyedotan air tanah secara berlebihan yang membuat lapisan tanah mengkerut.
BACA JUGA: Fokus di Jakarta, Bang Zaki: Sejumlah Pekerjaan Sudah Menunggu
Beberapa wilayah pesisir di DKI Jakarta yang dapat mengalami dampak tersebut antara lain Kecamatan Cilincing, Kelapa Gading, Koja, Pademangan, Penjaringan dan Tanjung Priok.
Hal ini menambah sederet permasalahan yang ada di Jakarta dan diperlukan gagasan yang luar biasa agar dapat terhindar dari ancaman tenggelamnya Jakarta.
Mengenai persoalan tersebut, Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar atau yang lebih sering dipanggil Bang Zaki punya pandangan sendiri.
Bang Zaki yang akan maju menjadi DKI 1 dari Golkar itu memiliki gagasan penyelesaian permasalahan krusial itu. Salah satunya dengan penanaman mangrove secara berkelanjutan.
Hal ini berdasar keberhasilannya mengubah daerah abrasi dengan kualitas air yang menurun di kawasan Pantai Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.
"Kami akan melakukan penanaman mangrove secara konsisten, tidak setengah-setengah. Ini yang menyebabkan abrasi, karena inkonsistensi penanaman mangrove," tutur Bang Zaki, Rabu (29/11).
Mantan Bupati Tangerang dua periode itu memimpin penanaman hutan mangrove pada lahan seluas 26,9 hektare di kawasan itu.
Langkah itu nyatanya kemudian berhasil menyulap Desa Ketapang dan sekitarnya kembali produktif dengan usaha tambak.
"Karena kualitas air yang membaik, abrasi berkurang, bahkan kepiting horseshoe atau belangkas yang termasuk langka muncul di perairan Ketapang," ungkapnya.
Pemberdayaan ekonomi juga menjadi kunci, tanpa pemberdayaan ekonomi akan sulit untuk mengentaskan kemiskinan Masyarakat pantai.
Bang Zaki mencontohkan hasil karyanya, Ketapang Urban Aquaculture yang mengubah kawasan kumuh itu menjadi destinasi wisata masyarakat sekaligus menciptakan usaha baru bagi warga setempat.
Seperti rumah makan atau kafe, di sisi lain aktivitas nelayan tetap jalan karena ikan kembali ke kawasan mangrove.
“Tata kelola yang baik di kawasan pesisir bukan hal mudah dan memerlukan konsistensi. Juga menyadarkan Masyarakat bahwa laut dan pesisir adalah satu kesatuan yang bisa menghadirkan kehidupan yang lebih baik,” tambah Zaki.
Tidak mengherankan jika Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG) atau negara-negara di kawasan Asia Timur yang punya garis pantai mempercayai Zaki Iskandar sebagai Vice President.
Sebab, kesuksesannya itu dia juga menjadi konsultan bagi negara-negara Asia Timur anggota PEMSEA untuk pembangunan kawasan kota-kota pesisir.
"Pada 1980-1990 itu tambak udang vaname di pesisir pantai tidak lagi produktif, kemudian pada 1990 beralih ke tambak bandeng hingga tahun 2000 karena kondisi air jelek jadi ikan bandeng-nya stunting . Namun sekarang akhirnya upaya kami sejak 2014 membuahkan hasil," tuturnya.
Keberhasilan tersebut membuat Kawasan Ketapang Urban Aquaculture menjadi pusat percontohan oleh PEMSEA.
Tidak hanya itu, pembangunan terintegrasi Desa Ketapang juga menjadi rujukan bagi dunia internasional yang tergabung dalam Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA) Network of Local Government (PNLG).
Terkait penggunaan air tanah yang dapat menurunkan permukaan tanah, pembangunan saluran pipa komunal PDAM di daerah pesisir dapat menjadi solusi.
Tanah terus turun itu karena penggunaan air tanah berlebihan.
"Makanya di pesisir itu kami lakukan pembangunan pipa komunal untuk mengurangi penggunaan air tanah. Kami menyediakan sumber air bersih yang lebih mudah diakses oleh masyarakat," terangnya.
Adapun di Jakarta, upaya pencegahan masuknya air laut ke permukiman warga lewat tanggul tidak terlihat hasilnya. Justru tanggul yang mengalami kerusakan karena tidak mampu membendung air laut.
Belum lagi soal pembangunan tanggul pantai atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) yang belum selesai.
Jakarta sekarang ini juga harus memunculkan kekuatan pantai dan laut, ini sangat signifikan untuk membangun sektor ekonomi.
Misalnya membangun perekonomian di Kepulauan Seribu.
Nantinya akan ada integrasi dengan ekonomi rekreasi di wilayah itu, sehingga manfaatnya merata.
“Kami akan memperbaiki akses mobilitasnya dulu. Sebab jika tidak, maka potensi Kepulauan Seribu tidak akan optimal,” tegasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga & Bang Zaki Buka Pasar Murah Ramadan di Tangerang, Lihat tuh
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad