Penganiaya Mahasiswa STIP Terancam Dipecat

Minggu, 27 April 2014 – 00:07 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pihak kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda, Jakarta Utara, dan Kementerian Perhubungan, menjanjikan tidak akan menutup-nutupi kasus penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya Dimas Dikita Handoko (19), mahasiswa asal Medan, Jumat (25/4) malam.

Jubir Kementerian Perhubungan, Julius Andravida Barata, menjelaskan, pihak kampus tidak menutup kemungkinan melakukan pemecatan terhadap para pelaku penganiayaan.

BACA JUGA: Jenazah Tersangka Sodomi JIS Masih Dioutopsi

Namun, sanksi pemecatan baru akan dilakukan setelah pihak Kemenhub mendapatkan hasil pemeriksaan oleh pihak kepolisian, terhadap para pelaku dan para saksi.

"Tindakan kita harus sinkron dengan BAP (berita acara pemeriksaan) terhadap para pelaku dan saksi. Hasilnya akan kita kroscek dengan ketentuan yang ada di kampus," terang JA Barata saat dihubungi JPNN Sabtu (26/4) malam.

BACA JUGA: Diduga Dianiaya, Mahasiswa STIP Marunda Tewas

STIP merupakan perguruan tinggi kedinasan di Indonesia di bawah naungan kemenhub. Sebelumnya, kampus ini bernama Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) atau Pendidikan dan Latihan Ahli Pelayaran (PLAP) Jakarta.

Barata tidak menampik bahwa Dimas tewas karena dugaan aksi penganiayaan seniornya, mahasiswa tingkat dua. Sedang Dimas baru tingkat satu, alias semester dua.

BACA JUGA: Antarpelaku Juga Lakukan Sodomi

Delapan mahasiswa senior itu berkelahi dengan tujuh mahasiswa tingkat satu, di kos-kosan yang berada di kawasan Semper Barat.

"Jadi kejadian bukan di kampus, melainkan di kos-kosan. Kejadian Jumat malam sekitar pukul 10 hingga 12 malam itu. Mereka berantem, tidak tahu apa penyebabnya," ujar Barata, yang belum lama menggantikan Bambang Ervan sebagai jubir kemenhub.

Jadi, lanjutnya, kejadian bukan dalam rangka pengenalan kampus alias Opspek. Dikatakan, sebagaimana perguruan tinggi kedinasan pada umumnya, di setiap akhir pekan ada semacam pesiar, alias liburan. Bagi mahasiswa yang asli Jakarta dan sekitarnya, biasanya mereka pulang ke rumah.

"Nah, yang jauh, biasanya pulang ke kos-kosan. Kebetulan, mereka itu kos-kosannya berdekatan, kumpul di situ," terangnya.

Diakui, jika sedang plesiran, pihak kampus sulit untuk melakukan pengawasan. Namun, lanjutnya, kasus Dimas ini akan dijadikan pelajaran penting bagaimana kampus bisa melakukan pengawasan secara efektif.

Diberitakan, pada tubuh Dimas ditemukan sejumlah luka lebam diduga akibat pukulan.

Kapolres Jakarta Utara Kombes M. Iqbal, menyatakan bahwa beberapa orang sudah diperiksa karena diduga kuat sebagai pelaku. "Ya sudah diamankan, dan ada beberapa orang yang diperiksa," ujar Iqbal dihubungi wartawan, Sabtu (26/4).

Jenazah Dimas diketahui sudah dibawa pulang ke Medan. Sebelumnya, Dimas jenazah Dimas sempat dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. Setelah itu sempat dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Saat ini, polisi tengah mendalami motif tewasnya Dimas tersebut. Iqbal mengatakan bahwa kuat dugaan korban dianiaya. "Dugaan kuat karena banyak luka lebam," kata Iqbal. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Si Perempuan Masukkan Jari ke Anus Korban sebelum Disodomi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler