jpnn.com, JAKARTA - Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan kemungkinan besar ada beberapa kasus pengaturan skor yang naik status ke tahap penyidikan pada pekan depan. Setelah gelar perkara memutuskan bahwa alat bukti yang dimiliki cukup. ”Kita tunggu saja,” paparnya.
Bila statusnya naik, maka konstruksi kasus tersebut sudah lebih jelas. Peristiwa pidananya dalam pertandingan apa dan siapa yang menjadi tersangka. ”Karena itu tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka kasus match fixing akan bertambah,” terangnya.
BACA JUGA: Posisi PSS Sleman Promosi ke Liga 1 Bisa Terancam
Menurutnya, kasus match fixing yang ditangani tersebut akan membongkar tuntas bagaimana modus mafia bola. Dari pejabat yang memiliki kewenangan hingga ke pelaku teknis di lapangan. ”Yang paling penting ini tidak hanya di liga 3 dan 2,” paparnya.
Bila ada pidana yang terjadi dalam liga 1 tentu Polri akan bekerja serius membongkarnya. Hingga tidak ada lagi mafia bola yang bisa bernafas lega. ”Yang terlibat, pasti dimintai pertanggungjawaban,” ujarnya.
BACA JUGA: Ratu Tisha Jelaskan Prosedur PSSI ke Satgas Antimafia Bola
Kemungkinan besar salah satu kasus match fixing yang akan naik status adalah pengaturan skor pertandingan antara PSS Sleman vs Madura FC, baik di babak kedua dan babak delapan besar.
Direktur Dittipidkor Bareskrim Brigjen Erwanto Kurniadi sempat memberikan isyarat naik statusnya kasus tersebut. Menurutnya, setiap saksi yang tidak hadir dalam pemeriksaan nantinya akan bisa dilakukan upaya paksa. ”Saat statusnya sudah penyidikan,” tegasnya.
BACA JUGA: PT LIB Klaim Satgas Antimafia Bola Cuma Minta Keterangan
Kasus yang ditanganinya tidak akan berjalan di tempat. Melainkan akan tetap berjalan hingga bisa mengungkap perbuatan pidana yang terjadi. ”Tidak ada yang bisa menghambat,” jelasnya. (idr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Kali Mangkir, Eks Anggota Exco PSSI Bakal Dijemput Paksa
Redaktur & Reporter : Soetomo