Pengelolaan Baik, Tak Berbau Lagi

Sabtu, 03 April 2010 – 16:15 WIB

JAKARTA -Tidak saja dimanfaatkan untuk kompos dan pembangkit listrik, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, rencananya, juga dijadikan lokasi wisata alternatifDi lokasi itu akan dibangun sarana rekreasi outbound hingga flying fox.?Nanti kami bikin penghijauan, pembibitan, pemancingan, outbound, hingga flying fox

BACA JUGA: PLN-Navigat Negosiasikan Harga

Masih ada lahan 40 hektare (di Bantar Gebang, Red)," ujar Douglas J
Manurung, managing director PT Godang Tuajaya, pengelola TPST Bantar Gebang, Selasa lalu (30/3)

BACA JUGA: Listrik Made In Bantar Gebang



Selain dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, sampah di TPST itu dijadikan kompos oleh PT Godang Tuajaya
Douglas menyatakan, tempat pembuangan sampah di Bantar Gebang tidak lagi berbau seperti dulu

BACA JUGA: India Coba Sensus Biometrik

Kini berkat pengelolaan dan penataan yang baik, sampah-sampah itu hanya terlihat seperti bukit-bukit kecilSebab, tumpukan sampah dilapisi tanah"Minggu lalu (28/3) kan ada rombongan wakil presiden dan menteri-menteri ke sini," papar dia.

:TERKAIT Sebelum para pejabat negara datang, PT Godang Tuajaya memang diwanti-wanti untuk menyediakan masker dan botTetapi, rombongan Wapres Boediono dan menteri justru bertanya-tanyaSebab, tempat itu berbeda dengan yang mereka bayangkan, yakni kotor dengan sampah berserakan atau beterbangan"Tidak ada lagi yang seperti ituBaunya tidak ada," terang dia.

Pengolahan sampah menjadi kompos oleh PT Godang Tuajaya berlangsung sejak 2004Namun, hasilnya belum optimal karena masih terkendala pemasaranSaat ini setiap hari mereka mengolah 300-350 ton sampah pasarNamun, dari jumlah itu, hanya sebagian kecil yang menjadi kompos"Sekitar 20 persen saja, 50-60 ton per hari," tuturnya.

Kompos diolah dengan metode sederhana, seperti yang dilakukan oleh kebanyakan petaniTetapi, karena jumlahnya sangat besar, pengolahan harus menggunakan alat-alat berat"Sampah organik yang menumpuk diberi mikroba agar cepat teruraiSetelah sebulan, sampah-sampah itu berubah sebagian menjadi bubukItulah yang kemudian dibentuk granula (bulatan kecil, Red)," terangnya.

Pemasaran kompos terkendala karena PT Godang Tuajaya belum punya banyak komitmen pembelian dalam jumlah cukup besarSaat ini hanya ada order dari PT Pertani sebanyak 1.000 ton per tahunKarena itu, dia berharap pemerintah mau turun tangan"Kami berharap bisa bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, ucap dia(wir/c11/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bidik Konsumen Sehat, Kraft Kurangi Garam


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler