jpnn.com, SURABAYA - General Manager CitraGarden Sidoarjo Vica Yustisiana mengatakan, segmen pasar premium di Sidoarjo memang tidak sebesar di Surabaya.
Meski begitu, potensi segmen premium masih terbuka lebar.
BACA JUGA: 2 Minggu Lahan Tak Siap, Rusunawa Dipindah
’’Kami sasar celah pasar orang kaya di Sidoarjo. Memang pasarnya tidak banyak, tapi ada,’’ ujarnya, Selasa (4/4).
Meskipun harga rumah segmen premium di Sidoarjo dan Surabaya tidak terpaut jauh, pengembang tidak ingin merebut market di Kota Pahlawan.
BACA JUGA: Tahun Ini Bank Dunia Bedah 30 Ribu Rumah
’’Luas tanah dan bangunan berbeda,’’ tambah Vica.
Saat ini, CitraGarden berfokus menggarap pasar rumah tipe besar.
BACA JUGA: Bangun Apartemen Baru, Gelontorkan Investasi Rp 400 M
Sebab, sudah banyak pengembang yang menggarap tipe kecil.
’’Kami habiskan stok dulu sebelum nanti buka cluster baru. Walaupun buka baru, kami juga berfokus pada tipe besar,’’ ungkapnya.
CitraGarden memasarkan delapan unit tipe baru di cluster Green Hill. Sejak dipasarkan Februari lalu, sudah separuh yang terjual.
Tahun ini, pihaknya menargetkan penjualan Rp 100 miliar.
Sementara itu, realisasi penjualan pada 2016 mencapai Rp 140 miliar.
’’Target tersebut mengikuti stok lahan yang siap dipasarkan,’’ ucap Vica.
Secara unit, jumlah yang ditawarkan tersisa sekitar 40 unit rumah siap bangun.
Rencananya, sekitar akhir tahun atau awal 2018 pihaknya meluncurkan cluster baru.
Marketing Manager CitraGarden Sidoarjo Illa Fardha menambahkan, pasar properti premium terbesar di Sidoarjo berada di bawah Rp 2 miliar.
Kecepatan penjualan harga properti di atas itu agak lambat.
Dengan begitu, pihaknya menyiapkan strategi menggandeng kerja sama dengan perbankan.
’’Beberapa bank telah menurunkan bunganya. Dengan program subsidi dari pengembang, tentu besaran bunga di tingkat konsumen menurun,’’ jelasnya.
Tercatat, ada sekitar 80 persen pembeli di CitraGarden yang memanfaatkan fasilitas KPR.
Sebagai kawasan perumahan di pusat kota Sidoarjo, lebih dari separuh pembeli memiliki KTP Sidoarjo.
Sisanya, tersebar dari berbagai kota, termasuk dari Surabaya. ’’Perkiraan kami, orang Sidoarjo lebih besar,’’ katanya.
Bukan hanya penjualan rumah baru, secondary juga menunjukkan perkembangan.
Apalagi, selain sebagai hunian, pembeli properti berminat untuk investasi.
Dia mencatat harga rumah selama setahun naik sekitar 25 persen.
’’Permintaan terhadap secondary tinggi karena pengembang sudah tidak menjual produk tersebut. Harga pasar secondary sendiri, terutama yang di bawah Rp 1,5 miliar, signifikan,’’ urainya. (res/c22/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Potensi Apartemen Premium Masih Sangat Seksi
Redaktur : Tim Redaksi