Penggabungan Produksi SPM dan SKM Ancam Budi Daya Tembakau

Selasa, 09 April 2019 – 01:30 WIB
Sejumlah buruh pabrik rokok sedang bekerja. Ilustrasi Foto: DONNY SETYAWAN/RADAR KUDUS

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Agus Parmuji menyayangkan adanya usulan tentang penggabungan produksi sigaret putih mesin (SPM) dan sigaret kretek mesin (SKM).

Dia menilai usulan tersebut tidak tepat karena SPM dan SKM merupakan produk hasil tembakau yang berbeda.

BACA JUGA: Penghapusan Simplifikasi Cukai Hasil Tembakau Dinilai Sudah Tepat

“SKM merupakan pengembangan produk Indonesia  berlandasan kretek,” ucap Agus, Senin (8/4).

Dia menjelaskan, produk SKM merupakan penopang penyerap bahan baku lokal, baik tembakau ataupun cengkih.

BACA JUGA: Formasi Inginkan Penggabungan Batas Produksi Rokok Mesin SPM dan SKM

Menurut dia, penggabungan SPM dan SKM akan mematikan budi daya tembakau yang sudah turun menurun.

“Industri harus memperhatikan bagaimana petani lokal tetap bertani secara berkelanjutan tetap menanam tembakau,” tutur Agus.

BACA JUGA: N Pod NCIG Tawarkan Cara Baru Menikmati Rokok Elektrik

Dia mengatakan, pemerintah harus tetap memisahkan antara SPM dan SKM, baik dari volume produksinya maupun cukai tembakaunya.

Langkah terobosan yang paling tepat untuk melindungi produk hasil tembakau yang berbasiskan kretek ialah pengenaan cukai bagi produk nonkretek harus lebih tinggi dibandingkan dengan produk kretek.

“Pemerintah harus berani tegas untuk membentengi produk kretek,” tegas Agus.

Dia menjelaskan, pihaknya sepakat dan hormat ketika pemerintah  pada tahun 2019 tidak menaikan cukai.

Menurut dia, itu merupakan langkah baik sebagai bukti nyata keberpihakan terhadap IHT nasional dari hulu sampai hilir.

“Akan tetapi, itu belum cukup jika proteksi kretek nasional masih lemah, disparitas cukai belum jelas, dan pengaturan importasi tembakau belum dilakukan secara tepat,” tutur Agus.

Agus menambahkan, pihaknya melihat masih ada industri yang belum memenuhi kewajiban sebagai penyerap bahan baku dengan  baik.

“Persoalanya saat ini masih ada industri yang tidak melakukan pembelian di waktu musim panen,” kata Agus. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rebut Pasar Duty Free Jepang, Philip Morris Indonesia Ekspor Rokok Premium


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler