jpnn.com, BALIKPAPAN - Jumlah pengiriman paket barang di Kantor Pos Cabang Balikpapan, Jalan Jenderal Sudirman, mengalami peningkatan.
Jumlah pengiriman barang mengalami peningkatan sekitar 17 persen dibandingkan Ramadan tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Mengintip Perkembangan Industri Pariwisata di Maratua
Pengiriman paket pada hari biasa seberat 2,5 ton per hari. Namun, memasuki Ramadan meningkat menjadi empat ton per hari.
BACA JUGA: Kudo, Aplikasi Digital untuk Bantu Warung Tradisional
BACA JUGA: Konsumsi Data Telkomsel Naik 40 Persen
Paket barang yang diterima Kantor Pos Balikpapan mengalami peningkatan dari empat ton menjadi tujuh ton per hari.
“Dibanding Ramadan tahun 2018 lalu, pengiriman paket barang mengalami kenaikan 17 persen atau rata-rata 4 ton per hari,” kata Wakil Kepala Kantor Pos Cabang Balikpapan Suworo pekan lalu.
BACA JUGA: Cara TransNusa Genjot Kinerja
Dia menuturkan, mayoritas paket barang yang dikirim adalah bahan pokok, pakaian, kendaraan roda empat, dan kendaraan roda dua.
“Daerah tujuan pengiriman barang ini rata-rata ke Pulau Jawa dan Sulawesi,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan jasa pengiriman paket ekspres, pos, dan logistik pada awal tahun 2019 dilakukan penyesuaian.
Kenaikan tarif tersebut dilakukan lantaran biaya operasional membengkak.
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jatim Ardito Soepomo menyatakan, biaya operasional meningkat signifikan sejak beberapa bulan terakhir.
Karena itu, hampir seluruh penyedia layanan pengiriman memutuskan untuk menaikkan tarif 10-20 persen.
Rata-rata kenaikan biaya operasional perusahaan jasa pengiriman 20-50 persen. Beberapa komponen mengalami kenaikan sehingga harus menyesuaikan.
“Kenaikan itu berlaku untuk semua jenis pengiriman yang basis pengiriman menggunakan airlines,” jelasnya.
Salah satu komponen dasar yang berpengaruh signifikan adalah tarif surat muatan udara (SMU) yang diberlakukan maskapai.
Kenaikannya cukup besar jika dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya. “Selama sebulan bisa naik dua kali,” ungkap Ardito. (m4/vie/k1)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampanye Negatif Uni Eropa Pengaruhi Penghasilan Petani Kelapa Sawit Kaltim
Redaktur : Tim Redaksi