jpnn.com, SURABAYA - Pernah gagal berumah tangga membuat Karin, 55, mengalami trauma hebat. Ia akhirnya memilih untuk menjanda dan membesarkan ketiga anaknya dengan penuh perjuangan.
Wanita yang tinggal di Kelurahan Manukan Kulon itu sempat berjanji akan membuat anak-anaknya bahagia meski dia yang harus merana.
BACA JUGA: Kecantol Majikan Arab, 4 Kali Lebaran Istri tak Pulang-pulang
=================================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
=================================
Kasih ibu memang sepanjang zaman. Karin membuktikan pepatah itu.
BACA JUGA: Terhipnotis Anak Punk, Istri Jadi Binal, di Pahanya Ada Tato
Demi kebahagian anaknya, Karin rela menjadi tulang punggung keluarga anaknya, sebut Mira, 31, dengan suaminya, Donjuan, 34.
“Mau gimana lagi. Anak saya enggak mau berpisah, suaminya mintanya aneh-aneh. Minta seluruh kekurangan keluarganya dipenuhi,” kata Karin dengan air mata yang bakal menetes.
BACA JUGA: Ketika Harta dan Wanita Jadi Pemicu Konflik, Aib Istri pun Dibongkar
Di masa tuanya yang bakal pensiun itu, Karin menyatakan sudah tidak ingin berpikir aneh-aneh. Ia hanya ingin ketiga anaknya bahagia.
Walaupun putri sulungnya kini sedang dalam kondisi tertekan, ia tetap memberi semangat.
Menurut PNS itu, anak dan menantunya sedang mengalami masalah dalam rumah tangga.
Donjuan mengajukan talak cerai kepada Mira dengan dalih sudah stres lantaran belum mendapatkan pekerjaan yang mapan.
Karena kemalasannya, Donjuan akhirnya sempat terjerumus ke dunia malam seperti dugem dan main perempuan.
“Semua warisan orang tuanya dijualin semua. Menantu stress dan menyalahkan anak saya terus. Saya juga enggak terima anak disalahkan, tapi gimana Mira sudah cinta banget sama suaminya. Saya akhirnya harus menuruti permintaan menantu,” kata Karin.
Diakui Karin, kondisi anaknya juga hampir sama dengan dia beberapa tahun silam. Mantan suaminya yang sudah meninggal menalak cerainya karena kecantol wanita dan terjerumus dengan dunia malam.
Waktu itu, Karin sempat frustasi, namun ia bertahan karena memikirkan ketiga anak-anaknya.
Karin juga merasakan tidak enaknya jadi janda, selalu dihina oleh tetangga bahkan saudara.
Dalam kehidupannya, Karin tak ingin nasibnya terulang dengan anak-anaknya.
Makanya, ia rela menanggung seluruh biaya hidup anaknya sesuai perjanjian sebelum sidang talak cerai di Pengadilan Agama (PA), klas 1A Surabaya, Senin (19/6) berlangsung.
”Iya saya sudah nyanggupi. Meski adik-adiknya (anak kedua dan ketiga, Red) enggak setuju,” kata Karin.
Sebagai ibu yang sangat dekat dengan anak-anaknya, Karin meminta anak kedua dan ketiganya segera menyelesaikan kuliahnya, lalu mendapatkan pekerjaan yang enak supaya tidak merepotkan orang lain.
“Saya terangkan, anak-anak harus sukses. Saya belani kerja sendirian seperti ini buat anak. Kalaupun nyawa akan saya kasih buat mereka,” pungkasnya. (han/no)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Punya 3 Istri, Semuanya Dilarang Hamil, Takut Longgar
Redaktur : Tim Redaksi