Pengusaha Terjun ke Politik Dicap Pembohong

Sabtu, 25 Januari 2014 – 17:43 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Psikologi Politik Hamdi Muluk menilai stigma negatif masyarakat kepada kalangan pengusaha yang berkecimpung di dunia politik perlu diubah. Pasalnya, tidak semua pengusaha terjun ke dunia politik dengan niat untuk semakin memperkaya diri.

"Kita selalu curiga orang kaya pasti tidak jujur. Padahal tidak semua orang kaya akan berpikir bisnis, tapi juga untuk kepentingan umum," ujarnya dalam acara diskusi Redsbons bertajuk 'Mahalnya Ongkos Nyapres' di Cikini, Jakarta, Sabtu (25/1).

BACA JUGA: Yusril: Putusan MK Blunder

Ia mencontohkan mantan Wali Kota New York, Amerika Serikat, Michael Bloomberg yang berlatar belakang pengusaha sukses. Bloomberg, kata Hamdi, mengeluarkan dana pribadi USD700 juta untuk kepentingan umum. Ia juga mendanai kampanyenya dengan uang sendiri sebesar USD 120 juta.

Menurut Hamdi, di Indonesia ada juga pengusaha seperti Bloomberg. Salah satunya, pemilik Bank Mayapada, Tahir yang menyumbangan dana jutaan dollar ke Bill Gates Foundation. Begitu juga Sudamex, pengusaha kacang Garuda yang sukses karena kerja keras, manajemen yang bagus dan perencanaan yang matang.

BACA JUGA: Golkar Tak Kompak Soal Honor Saksi di TPS

"Mereka harusnya didorong untuk nyapres, begitu juga orang orang kaya atau filontropis. Dorong mereka menjadi negarawan, bukan berhenti pada profesi bisnis semata," tambahnya.

Namun, lanjut Hamdi, rekam jejak pengusaha tersebut tetap perlu dilihat. "Siapapun dia harus dilihat track recordnya," ujar pengamat jebolan Universitas Indonesia (UI) ini.

BACA JUGA: Ical Anggap Anggaran Honor Saksi Mubazir

Dalam kesempatan yang sama, politisi Partai Golkar, Indra J Piliang mengatakan bahwa keterlibatan pengusaha dalam dunia politik bukan hal baru. Organisasi politik pertama di Indonesia, Sarekat Islam (SI) yang berdiri tahun 1912 berawal dari sebuah perkumpulan pengusaha Muslim.

Mereka terjun ke politik karena resah dengan kondisi pemerintahan yang tidak stabil. Kondisi tersebut merugikan bagi usaha mereka.

"Pengusaha juga yang memberi beasiswa kepada pemuda-pemuda tokoh pergerakan untuk sekolah ke luar negeri," kata Indra.

Sementara, di masa sekarang peran pengusaha dalam politik semakin besar lagi. Pasalnya, ongkos politik juga semakin membengkak.

Indra memprediksi, kedepannya akan semakin banyak pengusaha yang terjun ke dunia politik.

"Kalau kita lihat, nama-nama seperti Tahir, Sudamex, Sandiaga Uno, Gita Wirjawan, Dahlan Iskan. Mereka ini yang akan mewarnai politik kita di masa yang akan datang," ucapnya. (dil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilkada Serentak Bisa Menekan Politik Uang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler