Pengusaha Tionghoa Demo Kantor PLN

Selasa, 24 September 2013 – 07:47 WIB

jpnn.com - MEDAN - Para pelaku usaha di Medan mulai habis kesabaran atas ulah PLN Sumut yang tak becus mengurus listrik. Ratusan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) etnis Tionghoa yang tergabung dalam Perhimpunan Tionghoa Indonesia (INTI) Medan turun ke jalan dan menggelar unjuk rasa ke kantor PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Medan di Jalan Listrik, Senin (23/9).

Massa protes keras atas pemadaman listrik ang kerap terjadi di kota Medan. Sembari membawa spanduk bertuliskan tuntutan dan kecaman terhadap perusahaan plat merah tersebut, pendemo berorasi tepat di depan gerbang kantor.

BACA JUGA: Siapkan Dakwaan Kasus Dugaan Korupsi di PLTGU Belawan

Sempat terjadi aksi dorong antara pendemo dengan petugas sekuriti kantor PLN. Bahkan terjadi insiden saling pukul antara pendemo dengan petugas. Hanya saja, aksi tersebut berhasil diredam setelah Manager PT PLN area Medan, Abdul Haris Nasution, mendatangi massa pendemo.

"Pemadaman listrik di Medan saat ini akibat defisit cadangan listrik. Ini akan berlangsung hingga November. Kami minta maaf pada masyarakat," ungkap Abdul Haris di depan pendemo.

BACA JUGA: Tol Makassar Telah Memenuhi SPM Penyesuaian Tarif

Kepada Abdul Haris, para pendemo meluapkan keresahan mereka selaku pengusaha lantaran pemadaman listrik membuat aktivitas bisnis dan industri mereka amat terganggu. Pendemo menyebutkan situasi tu dikhawatirkan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) secara massal yang akan melahirkan dampak sosial yang lebih parah. Untuk itu, pendemo menuntut PLN bertanggung jawab dengan mencarikan solusi alternatif untuk menjaga eksistensi dunia usaha.

"Jika krisis listrik ini tak bisa diselesaikan sebaiknya manajemen PLN area Medan mundur saja. Jangan bertahan demi keuntungan pribadi tapi merugikan masyarakat luas," teriak pendemo.

BACA JUGA: Kisruh Caleg NasDem, KPU Sultra Siap Diadukan ke DKPP

Seusai berorasi dan menyampaikan tuntutannya, ratusan pelaku usaha tersebut meninggalkan areal kantor PLN untuk melakukan long march menuju Lapangan Merdeka Medan yang menjadi titik kumpul awal mereka.

Aksi serupa kembali terjadi di depan kantor PLN di Jalan KL Yos Sudarso, Medan. Puluhan orang yang tergabung dalam Pandawa melakukan unjuk rasa menuntut pertanggungjawaban PLN atas pemadaman listrik yang semakin tak terkendali.

Di lain pihak, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut juga prihatin atas krisis listrik yang akan berdampak pada kualitas pertumbuhan perekonomian di Sumut.
 
Wakil Ketua Umum Bidang Infrastruktur dan Properti Kadin Sumut, Tomi Wistan, mengaku hingga kini belum tahu pasti pangkal penyebab pemadaman listrik. Hanya saja byar-pet yang terjadi sebulan terakhir dikatakan amat menganggu sektor industri dan bisnis.
 
"Khusus industri, bagaimana investor dapat berinvestasi ke Sumut jika listrik sebagai sumber daya utama tidak dapat dioptimalkan. Investor yang sudah menanam modal pun dikhawatirkan berpindah ke daerah lain," katanya.

Dampak lanjutan krisis listrik ini, menurut pria keturunan Tionghoa ini, menciutnya lapangan pekerjaan akibat produksi yang terhambat. Belum lagi banyak proses kerja perusahaan yang ikut-ikutan terganggu.  
 
"Misalnya, di industri atau perusahaan yang karyawannya bisa mendapatkan gaji tambahan dari lembur, tetapi tak bisa dilakukan. Ada pula perusahaan yang justru mengurangi jam kerja karyawannya. Upah harian karyawan itu juga praktis berkurang," tukas alumnus FT Atmajaya yang juga orang nomor satu di DPD Real Estate Indonesia (REI) Sumut tersebut.
 
Dia mengusulkan Pemprov Sumut segera memutar akal untuk mengatasi krisis listrik di Sumut pada masa yang akan datang. Salah satunya mengundang investor untuk mengembangkan pembangkit air terjun, panas bumi, uap, mikrohydro, sungai, dan lainnya.

"Kondisi Sumut sekarang amat ironis. Di saat daerah ini sedang berbenah, termasuk memiliki bandara termegah di Asia Tenggara justru pada saat yang sama dilanda masalah klasik yaitu krisis listrik," katanya.
 
Wakil Ketua Bidang Kelistrikan Kadin Sumut yang saat ini menjabat Pjs Ketua  Umum Kadin Sumut, Tohar Suhartono, mengatakan pihaknya sudah meminta PLN mengalokasikan suplai gas dari Benggala I yang kapasitasnya sekitar 5 mmscfd kepada industri di Sumut.
 
Dia meminta pembangunan pembangkit listrik Nagan Raya I dikebut karena akan membantu pasokan tambahan ke PLN. "Kadin berharap pemerintah pusat, Pemprovsu, dan Pemda yang berkepentingan tak lagi mempersulit pembangunan pembangkit Nagan Raya I. Kebutuhan listrik saat ini betul-betul urjen. Sampai kapan industri pakai genset?" katanya. (mag-10/put/gus)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Dianggap, Semua Dokter Ahli Ingin Tinggalkan Enrekang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler