Penjelasan Kemenhan soal Kebocoran Data Akibat Peretasan

Jumat, 03 November 2023 – 08:59 WIB
Karo Humas Setjen Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (2/11/2023). ANTARA/Genta Tenri Mawangi.

jpnn.com, JAKARTA - Pihak Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI memastikan tidak ada data sensitif atau dokumen rahasia bocor dari peretasan terhadap laman resmi kementeriannya.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemenhan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha menjelaskan laman resmi kementeriannya itu hanya memuat data yang sifatnya biasa dan terbuka untuk publik.

BACA JUGA: Berpelat Dinas Kemenhan Palsu, Pakai Strobo, Ugal-ugalan di Jalan

"Website Kemenhan itu digunakan untuk pendaftaran komcad (komponen cadangan), siaran pers, PPID, dokumen (softcopy) Majalah Wira, Jakuhamneg (Kebijakan Umum Pertahanan Negara)," kata Brigjen Edwin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (2/11).

Edwin mengeklaim tidak ada dokumen rahasia atau data sensitif yang tersimpan di laman resmi Kemenhan, karena data-data itu punya sistemnya sendiri.

BACA JUGA: Ternyata Begini Modus Pencucian Uang oleh Panji Gumilang

Internal Kemenhan pun bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) guna melakukan pengecekan sistem secara keseluruhan (overall checking). Pemeriksaan menyeluruh itu kemungkinan rampung dalam 1–2 hari.

Hal itu dilakukan setelah Peretas Two2 mengklaim meretas laman resmi Kemenhan, yakni kemhan.go.id dan berhasil mengakses bagian dashboard laman tersebut.

BACA JUGA: Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie: Ternyata Benar

Di laman BreachForums yang merupakan wadah jual beli hasil peretasan, Two2 membagikan beberapa tangkapan layar dashboard laman resmi Kemenhan.

Peretas itu menyebut ada data sebesar 1,64 Terabyte (TB) dari kapasitas 2 TB di laman itu. Informasi mengenai peretasan itu beredar di media sosial pada Rabu (1/11).

Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber (CISSRec) Pratama Persadha dalam analisisnya menilai peretasan terhadap laman resmi Kemenhan merupakan serangan malware 'Stealer'.

Dari aksi peretasan itu, peretas umumnya mengumpulkan data login, yaitu nama pengguna dan kata sandi.

Dalam kesempatan yang sama, dia memuji respons cepat Kemenhan RI yang langsung menyelidiki aksi peretasan itu.

"Tim Pusdatin (Pusat Data dan Informasi) Kemhan bergerak cukup cepat, karena pada pagi hari ini (2/11), situs Kemenhan sudah tidak dapat diakses yang kemungkinan sedang dilakukan investigasi dan pemeliharaan sistem," ucapnya.

Dia menyebut yang perlu dilakukan oleh Kemenhan, salah satunya memaksa user (pengelola laman) untuk mengubah kata sandi dari akun-akun yang ada.

"Baik akun di situs kemhan.go.id maupun akun pribadi seperti email, dan media sosial untuk mencegah password yang pernah bocor dimanfaatkan untuk mengakses sistem yang dimiliki oleh Kemenhan," tutur Pratama.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler