jpnn.com, JAKARTA - Humas Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menuturkan, sejak memberlakukan layanan bagasi berbayar, ketepatan waktu operasional Lion Air dan Wings Air meningkat. Dari rata-rata 65 persen menjadi 88 persen.
”Oleh karena itu sebagai langkah mempertahankan tingkat OTP, kami tetap memberlakukan kebijakan bagasi nol kilogram untuk rute domestik. Dalam upaya memberikan pelayanan, mulai 7 Februari 2019 kami akan melakukan penyesuaian tarif bagasi berbayar,” jelas Danang, seperti diberitakan Jawa Pos.
BACA JUGA: 2 Temuan Hasil Evaluasi Ditjen Perhubungan Udara atas Kebijakan Bagasi Berbayar
Penumpang dapat membeli voucher bagasi melalui agen perjalanan, website resmi, dan kantor penjualan tiket Lion Air.
Agar lebih harga hemat, penumpang dapat langsung membeli voucher bagasi setelah pembelian tiket perjalanan. Maksimal 6 jam sebelum keberangkatan.
BACA JUGA: Ya Aneh kalau Bayar Bagasi Lebih Mahal daripada Harga Tiket
Kebijakan tersebut, lanjut dia, justru membantu penumpang untuk merencanakan perjalanan yang sesuai dengan kebutuhan.
”Jika penumpang membawa barang lebih dan sekiranya butuh bagasi, ya bisa beli. Tapi, bila dirasa cukup dibawa masuk kabin, maka tidak perlu bayar,” ujar Danang.
BACA JUGA: Lion Air Diminta Beri Diskon, Citilink Tunda Bagasi Berbayar
Penumpang hanya boleh membawa satu bagasi untuk diletakkan di dalam kabin dengan berat maksimal 7 kg.
Plus, satu barang pribadi seperti tas laptop, perlengkapan bayi, maupun tas jinjing bagi perempuan dengan dimensi ukuran maksimal 40 x 30 x 20 cm.
Sebelumnya, Direktorat Perhubungan Udara juga mengeluarkan kebijakan agar menejemen Citilink menunda pemberlakuan bagasi berbayar.
Penundaan dilakukan hingga ada peraturan menteri baru yang mengatur hal ini. Keputusan yang dilakukan Kemenhub itu mendapat apresiasi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
"Dunia pariwisata menyambut baik, saya pribadi senang sekali Citilink menunda penerapan bagasi berbayar,” ujarnya.
BACA JUGA: 2 Temuan Hasil Evaluasi Ditjen Perhubungan Udara atas Kebijakan Bagasi Berbayar
Sebelumnya, Arief telah mengirimkan tim yang diketuai oleh Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Aksesibilitas Judi Rifajantoro untuk berkoordinasi dengan Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan untuk merespon kebijakan tersebut.
Tim ini sudah melaporkan situasi dan kondisi di lapangan termasuk gejolak yang terjadi di kalangan masyarakat dan industri. Tim juga menyampaikan permintaan agar ada perhatian langsung dari pemegang otoritas sehingga kondisi di pasar tetap terkendali.
Dia menegaskan bahwa kebijakan bagasi berbayar pada maskapai berbiaya murah di Tanah Air berdampak langsung pada sektor pariwisata.
BACA JUGA: Citilink Tunda Pemberlakuan Bagasi Berbayar
”Travel agen misalnya saat ini ragu bahkan tidak berani menjual paket. Di sisi lain sektor UKM kita juga banyak yang terpukul,” katanya.
Dari sisi okupansi hotel juga terpengaruh dengan angka penurunan yang cukup signifikan di berbagai destinasi. (lyn/han)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Bagasi Berbayar, Komisi V DPR: Ini Semena-mena Terhadap Rakyat
Redaktur & Reporter : Soetomo