jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Populi Center Nico Harjanto menganggap, penolakan DPR terhadap postur penyertaan modal negara (PMN) merupakan bentuk serangan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno.
Hal itu disampaikan Nico menanggapi pernyataan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang menilai penolakan DPR pada postur PMN menjadi teguran untuk Rini. Bahkan, seluruh fraksi di DPR sependapat bahwa alokasi anggaran PMN tidak tepat karena membebani APBN dan rawan diselewengkan.
BACA JUGA: Ichsanuddin Noorsy: Apa Manfaat BUMN untuk Rakyat?
"Saya kira itu sudah bagian kelanjutan semacam serangan-serangan politik terhadap menteri BUMN," kata Nico dalam diskusi "Akhirnya Jokowi Pakai APBN Sendiri" di Menteng, Jakarta, Sabtu (31/10).
Nico menjelaskan, kejadian serupa pernah terjadi pada saat pembahasan APBN Perubahan. Pada saat itu ada isu PMN ditolak atau dikurangi. "Tapi kemudian gol," sambungnya.
BACA JUGA: Kenaikan Dana Desa Tak Hanya Bikin Senang, Tetapi Juga Jadi Tantangan
Menurut Nico, serangan terhadap Rini tidak hanya terlihat dari proses pengesahan APBN 2016. Melainkan juga tampak dari Pansus Pelindo II yang dibuat DPR.
"Apakah itu menandakan Menteri BUMN semacam serigala yang bermain sendirian atau memang ada semacam desain secara politik untuk merebut kendali BUMN oleh partai-partai politik. Tapi indikasi parpol itu sangat kencang untuk menurunkan Menteri BUMN sudah ada dari awal," tutur Nico.
BACA JUGA: Jaksa Agung Ingatkan Saksi Cessie BPPN bisa Kooperatif
Karena itu, ia menyatakan, saat ini menarik ditunggu sikap Presiden Joko Widodo dalam mengelola dukungan politik internal di dalam koalisi pemerintahan. "Apakah akan tunduk terhadap serangan politik ataukah akan mempertahankan," ungkap Nico. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Punya SKK, Kejaksaan Siap Gugat Perdata
Redaktur : Tim Redaksi