jpnn.com - JAKARTA - Penolakan sejumlah elemen masyarakat termasuk mahasiswa terkait naiknya harga bahan bakar minyak bersubsidi kian gencar. Sebagian kalangan mahasiswa menilai jika langkah dan kebijakan Presiden Joko Widodo sudah tidak pro terhadap rakyat kecil.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dari beberapa aliansi seluruh kampus di Indonesia, menyatukan pendapat melalui konsolidasi sebagai sebuah gerakan penolakan. Konsolidasi digelar di Galeri Cafe Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Rabu (19/11).
BACA JUGA: 2 Pilihan Kader PDIP, Kritik BBM Naik atau Dipecat
"Kami menuntut pemerintahan Jokowi-JK untuk menurunkan harga BBM dan turunkan harga-harga untuk menyelamatkan industri nasional," ungkap juru bicara Front Aksi Mahasiswa Indonesia (FAM-Indonesia) Wenry Anshory Putra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/11).
Mereka menuntut pemerintah untuk memecat menteri yang inginkan kenaikan BBM. "Pecat menteri yang mendorong kenaikaan harga BBM," katanya.
BACA JUGA: Ini Kata Politikus PKS soal Tes Keperawanan Calon Polwan
Dalam konsolidasi, diagendakan dihadiri oleh Edi Burmansyah - Ekonom Resistance and Alternative to Globalization (RAG), Taufan Putra Revolusi - Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Patriot Muslim.
Kemudian Pandu Budaya FIB Universitas Indonesia (PANDA FIB UI), Adi Baiquni - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Mulyadin Permana - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
BACA JUGA: Gerindra Yakin Bakal Didengar Jokowi
Tidak ketinggalan Diki Saefurohman - Badan Eksekutif Mahasiswa se Indonesia (BEM SI), Wara Bima - Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Wildan Akbar - Front Aksi Mahasiswa Universitas Indonesia (FAM UI), Vredo Putra Pairus - Front Aksi Mahasiswa Banten (FAM Banten).
Kemudian Aril Wahyu Pratama - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Jawa Barat (Aliansi BEM Jabar), Rio Kembara - Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI). (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Siapkan Armada Angkutan untuk Bantu Warga
Redaktur : Tim Redaksi