jpnn.com, JAKARTA - Era teknologi digital saat ini banyak orang yang tidak bertanggung jawab melakukan aksinya dengan meretas sebuah platform.
Berbagai cara pun meereka lakukan untuk bisa membobol platform tersebut.
BACA JUGA: Isu Peretasan Akses Internet Terkait Demo 11 April 2022, Menteri Johnny: Tidak Ada Itu
Wakil Rektor I Universitas Dipa Makassar Komang Aryasa mengatakan harus bisa mengenali ragam modus peretas.
Langkah itu dilakukan untuk mencegah kejahatan di ruang digital.
BACA JUGA: Angga Yunanda Kaget Saksikan Peretasan Komputer Secara Langsung
Komang menyebut, terdapat beberapa ragam modus yang kerap dipakai pelaku peretasan, di antaranya phishing, malware, ransomware, dan scam.
Cara kerja dari ragam modus tersebut, kata dia, terletak pada pengelabuan, menanamkan perangkat lunak berbahaya pada gawai korban, atau penipuan lewat telepon, e-mail, dan percakapan di aplikasi, dengan tujuan mengincar uang korban.
BACA JUGA: Tips Terhindar dari Peretasan Aset Kripto, Investor Wajib Tahu!
Komang meminta masyarakat untuk mewaspadai modus-modus tersebut.
Dia juga mengingatkan bahwa hal tersebut tidak menjamin 100 persen seseorang aman dari peretasan.
“Yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan risikonya,” ucap dia.
Sementara itu, Ketua Umum Sobat Cyber Indonesia Virna Lim menyarankan untuk menghindari penggunaan WiFi publik agar terhindar dari serangan peretasan.
Selain itu, ungkap dia, masyarakat untuk tidak mudah mengumbar data pribadi ke publik lewat media sosial dan internet.
Menggunakan kata sandi yang rumit berupa kombinasi huruf dan angka juga bisa memperkuat perlindungan keamanan akun pribadi.
“Kemudian, saat menginstal sebuah aplikasi, pastikan periksa apa saja keterangan izin akses yang diminta aplikasi tersebut. Pastikan aplikasi tersebut tidak mengakses data yang penting di gawai kita,” ucap Virna. (Antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Irjen Dedi Pastikan Tak Ada Polisi yang Terlibat Peretasan Najwa Shihab
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian