Penting! Saran Spesialis Penyakit Dalam Bagi Penyintas COVID-19

Minggu, 12 September 2021 – 12:03 WIB
Ilustrasi - Suasana penanganan pasien COVID-19 di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (24/6/2021).Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis penyakit dalam dr. Jeffri Aloys Gunawan memberi saran bagi penyintas COVID-19 yang sebelumnya mengalami penyakit tersebut cukup lama atau disebut long COVID-19.

Dia mengingatkan agar berhati-hati dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

"Meskipun gejala Long COVID-19 ini bisa diatasi secara medis, pasien COVID-19 perlu tetap selalu waspada."

BACA JUGA: Ingat, Depresi Tak Selalu Ditunjukkan dengan Ekspresi Murung

"Apabila mengalami long COVID-19, pasien harus lebih hati-hati dalam melakukan kegiatan sehari-hari, namun bukan berarti berhenti sepenuhnya," ujar dokter Jeffri seperti dikutip dari siaran pers Good Doctor, Minggu (12/9).

Menurutnya, penyintas perlu mengatur kegiatan agar tidak terlalu kelelahan.

BACA JUGA: Anjasmara Ajak Masyarakat Latihan Yoga, Manfaatnya Luar biasa!

Kemudian, melakukan kegiatan sesuai kemampuan, termasuk aktivitas fisik dengan teratur agar otot-otot tetap bekerja.

Apabila gejala makin memburuk segera berkonsultasi dengan dokter, salah satunya melalui telemedisin demi meminimalisir risiko kembali terpapar virus.

BACA JUGA: Ngeri! Setiap 40 Detik Satu orang Meninggal Dunia Karena Bunuh Diri

Long COVID-19 yakni gejala sisa setelah empat pekan sejak seseorang mulai merasakan gejala COVID-19 sampai dinyatakan negatif.

Gejala ini dapat berupa sesak napas, nyeri sendi, nyeri otot, batuk, diare, kehilangan penciuman, dan pengecapan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kebanyakan kasus infeksi COVID-19 akan pulih dan kembali sehat dalam jangka waktu beberapa minggu.

Hanya saja beberapa kasus dapat menunjukkan gejala yang berlangsung lebih lama atau bahkan berbulan-bulan setelah dinyatakan negatif dan kondisi ini disebut sebagai long COVID-19.

Sebanyak 5-20 persen pasien COVID-19 mengalami long COVID-19 lebih dari 4 minggu dan diperkirakan 1 setiap 10 pasien COVID-19 dapat mengalaminya hingga lebih dari 12 minggu.

Walaupun pasien tidak menularkan virus pada tahap ini, beberapa dari mereka mengalami komplikasi medis yang mungkin mengakibatkan efek kesehatan yang berkepanjangan.

Selain fisik, long COVID-19 diketahui juga dapat memengaruhi keadaan psikologis seseorang.

Untuk itulah, psikolog klinis sekaligus CEO & Founder Personal Growth dan Sahabat Sentra Vaksinasi Serviam Ratih Ibrahim mengingatkan pentingnya memperhatikan kesehatan mental di tengah upaya pulih dari long COVID-19.

"Kesehatan mental perlu diperhatikan apabila seseorang mengalami long COVID-19, apalagi karena mereka akan merasakan frustasi karena gejala penyakit masih dirasakan walaupun mereka sudah dinyatakan sembuh," tutur dia.

Ratih mengatakan dalam perjalanan untuk sembuh dari long COVID-19 perlu mengerti bahwa kondisi yang dijalani sebuah proses dan akan ada hari-hari gejala terasa lebih berat dibandingkan hari lainnya.

Dalam kondisi seperti ini, support system dari keluarga dan teman dapat membantu.

Selain itu, dengan menciptakan rutinitas yang baik dan tetap aktif dapat memicu endorfin dan juga meningkatkan mood.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler