jpnn.com, ENREKANG - Sebanyak 8.649 siswa SD dan SMP di Enrekang, Sulawesi Selatan, diajak untuk belajar manfaat penyebaran konten positif di media sosial.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi pada Rabu (3/5).
Dosen Senior di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol Universitas Gajah Mada Bevaola Kusumasari mengatakan etika ialah prinsip yang menjadi nilai-nilai dan panduan untuk berperilaku baik.
Menurutnya, tak hanya jempol saja yang mengetik, tetapi turut bertanggung jawab, menghormati dan menjaga privasi orang lain.
BACA JUGA: Hardiknas, Wali Kota Palembang Berharap Siswa Tidak Lagi Terlibat Tawuran
Sebab, etika adalah nilai dan norma yang menjadi pegangan dalam berperilaku.
Selain itu, dalam menyebarkan informasi hendaknya memilih konten positif dan edukatif yang sesuai dengan usia dan minat.
BACA JUGA: Kemenkominfo Minta ASN Harus jadi Penyebar Konten Positif di Medsos
“Konten positif adalah konten yang membuat anak-anak senang, terinspirasi, dan menjadi lebih pintar. Ada beberapa jenis konten positif, seperti pengalaman pribadi, konten inspiratif, dan edukatif,” kata dia.
Penggiat advokasi sosial digital Ari Ujianto mengatakan kebudayaan memiliki berbagai bentuk seperti kesenian, perilaku, pemikiran, dan lainnya.
Yang mana budaya tersebut dapat digitalisasi agar bisa dinikmati orang banyak.
Selain itu, penting juga menciptakan konten yang menarik dengan rangkaian kata yang baik serta foto dan video yang positif.
“Orang yang pintar membuat konten harus mampu merangkai kata dengan baik, membuat foto dan video yang menarik, serta mengeditnya. Kalian bisa men-download aplikasi seperti Canva untuk membuat dan mengedit foto dan video yang menarik. Selain itu, penting untuk memiliki ide yang kreatif dan inovatif. Perlu juga memperluas jaringan, kalian bisa berinteraksi dengan pengikut dan follower dengan jawaban, komentar, dan like,” kata Ari.
Visual artist dan sinematografer Zahid Asmara mengungkapkan saat ini teknologi semakin terintegrasi dengan mesin pembelajaran yang dapat menghasilkan konten yang positif, seperti wawasan konteks dan perspektif yang lebih dalam.
Dia menyatakan konten yang edukatif dan menghibur sekaligus jenaka atau humoris dapat disajikan dengan tampilan yang simetris dan warna-warna pastel yang menarik, dengan pula menyisipkan nilai-nilai yang menghibur.
“Nilai-nilai atau pemahaman-pemahaman tersebut dapat digabungkan menjadi satu konten yang positif. Sebab, apa yang kita unggah atau komentari, bahkan perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari, telah terekam oleh mesin-mesin digital,” jelasnya.
Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo. (Tan/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gelar Literasi Digital, Kemkominfo Ajak Masyarakat Buat Konten Positif
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga