jpnn.com - JAKARTA - Penunjukan Ruhut Sitompul oleh DPP Partai Demokrat (PD) untuk memimpin Komisi III DPR dinilai menjadi pertaruhan bagi Fraksi PD yang kini dipimpin Nurhayati Ali Assegaf. Lantaran penunjukan tersebut mendapat restu elit partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, mau tak mau FPD DPR harus bisa meloloskan Ruhut agar bisa diterima para politisi di Komisi III DPR.
Menurut mantan Ketua DPC Partai Demokrat Cilacap, Tri Dianto, sebenarnya DPP PD terlalu memaksakan agar Ruhut menjadi Ketua Komisi III DPR. "Saya kira PD terlalu memaksakan Ruhut jadi Ketua Komisi III karena ada imbal balik, bukan karena prestasinya," kata Tri Dianto saat dihubungi, Senin (30/9) malam.
BACA JUGA: Selesaikan Penyelundupan Manusia lewat Bali Process
Dikatakannya, imbal balik itu diberikan DPP PD karena selama ini Ruhut bersuara lantang menyerang Anas Urbaningrum agar lengser dari posisi ketua umum partai yang kini dipegang langsung oleh SBY itu. "Itu imbal balik karena selama ini Ruhut menjilat, mengagung-agungkan sosok SBY. Dan SBY senang kalau diagung-agungkan. Makanya Ruhut dipilih oleh PD jadi Ketua Komisi III," kata Tri.
Karenanya, kata Tri Dianto, Nurhayati harus berjuang mati-matian agar bisa menempatkan Ruhut sebagai pengganti Gede Pasek Suardika di kursi Ketua Komisi III. Tapi jika sampai gagal meloloskan Ruhut, maka taruhannya pun jelas, yakni pencopotan Nurhayati dari posisi Ketua FPD DPR.
BACA JUGA: Jangan Reduksi Pancasila sebagai Dasar Negara
"Kita tahu Nurhayati kan juga loyalis Anas. Mungkin dari dulu mau dilengserkan tapi tidak ada bukti dan tidak ada alasan untuk mengganti. Melalui jalan ini kalau Ruhut gagal jadi Ketua Komisi III, sangat mungkin ketua fraksi akan di ganti," ujar mantan kader PD yang kini menjadi Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) bentukan Anas itu.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Tender SKK Migas Jadi Ladang Permainan Sejak Era BP Migas
BACA ARTIKEL LAINNYA... BIN Duga Karyawan Lempar Granat ke Rumah Pola
Redaktur : Tim Redaksi