Penyakit Kulit dan Diare Ancam Ibu Kota

Normalkan Pasokan, Jasa Tirta Gelontor Bahan Baku Air

Senin, 05 September 2011 – 09:08 WIB
JAKARTA - Krisis air bersih di DKI Jakarta akibat jebolnya tanggul sungai Kalimalang, Jakarta Timur bakal berbuntut panjangSelain kelangkaan air, dampak yang bakal mengancam selanjutnya adalah serangan berbagai penyakit

BACA JUGA: 8.510 Pemudik Tiba di Bekasi

Di antara yang diprediksi bakal menonjol adalah diare dan penyakit kulit.
 
Peringatan dini ini disampaikan dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH MMB, dosen di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI)
Menurutnya, mulai hari ini, Jakarta bakal kembali dipadati penduduknya

BACA JUGA: Jalur Puncak Lumpuh

"Setelah lebih dari sepekan ditinggal mudik, Jakarta bakal penuh lagi besok (hari ini, red)," katanya Minggu (4/9).

Ari menjelaskan, sepekan ke depan merupakan hari yang sulit bagi sebagian besar warga Jakarta
Terutama yang masuk kawasan terdampak jebolnya bendungan di kawasan Pondok Kelapa

BACA JUGA: Malam Takbiran, 1.080 Kendaraan Kena Tilang

Menurut Ari, jika pasokan air bersih masih seret, warga Jakarta hari ini akan membatasi seluruh aktivitas yang berkaitan dengan air bersihSeperti mandi, buang air kecil dan air besar, serta mencuci pakaian, makan, dan minum.

Dengan kondisi tersebut, Ari berharap keterbatasan air bersih harus segera diantisipasi"Jika air masih seret, masyarakat pasti akan mandi sekedarnya saja," ucap AriKondisi ini lantas berpeluang memicu penyakit kulit seperti gatal-gatal.

Ari menjelaskan, sebagai negara tropis, angka penderita penyakit kulit seperti jamur kulit cukup besarAngka ini bisa merangkak naik jika dipicu keterbatasan air bersih"Masyarakat pasti bingung saat mencuci pakaian dan mandiSemuanya pasti dilakukan dalam kondisi terbatas," katanyaAri berpesan, meskipun sedang krisis air bersih, masyarakat tetap diimbau mandi yang cukup bersih.

Penyakit lain yang berpotensi menyerang adalah diareSerangan diare sangat mungkin terjadi karena air untuk mencuci pakaian, piring, serta buang air kecil dan besar dibatasiKondisi ini membuat kualitas kebersihan menurun.

Penyakit diare juga bakal muncul karena serangan lalatAri memprediksi, aktivitas masyarakat Jakarta yang berkaitan dengan bersih-bersih lingkungan menggunakan sarana air bersih akan berkurang drastisAkibatnya, sampah bakal menumpuk dan mengundang lalat

Prediksi peningkatan kasus diare ini harus diwaspadai oleh puskesmas-puskesmasPihak puskemas diharapkan secepat mungkin mengatasi pasien diare"Jangan sampai jatuh ke dalam kondisi kekurangan cairan dan elektrolit," tambah AriKekurangan cairan dan elektrolit ini bisa berisiko gangguan fungsi ginjal.
 
Penggelontoran Stok Air Baku
Di bagian lain, Perum Jasa Tirta II siap menggelontorkan kembali air baku ke wilayah JakartaSetelah itu, diharapkan suplai air bersih bagi warga Jakarta bisa kembali normal.
 
"Penggelontoran air baku kami lakukan dari Jatiluhur menuju Bendung Curuh, Bendung Bekasi dan dialirkan ke Cawang," ucap Direktur Utama Jasa Tirta Eddy ADjadjadirejaUpaya penggelontoran air baku itu dilakukan sambil menunggu pemasangan sheet pile di bendungan yang jebol itu rampung dikerjakanEddy berharap masyarakat bersabarSebab, penggelontoran air baku ini memerlukan waktu
 
Ke depan, Eddy mengatakan perlu upaya restorasi sungai di wilayah JakartaTujuannya, agar suplai air tidak bergantung dari sungai CitarumDengan kasus ini, Eddy berharap menjadi pelajaran penting bagi masyarakatDi antaranya, tidak membuang sampah sembarangan.
 
Selain itu, pelajaran selanjutnya adalah tidak menggunakan jalan inspeksi sungai secara liarSaat ini muncul dugaan tanggul itu jebol karena jalan inspeksi yang ada dijadikan jalan umumKonstruksi jalan inspeksi itu tidak sama dengan konstruksi jalan umumSehingga, tanggul dan pintu air yang seharusnya berumur 100 tahun, akhirnya jebol di umur 40 tahun(wan/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalur Puncak Masih Lengang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler