Sebuah ajang peragaan busana yang bertujuan untuk mengubah cara pandang masyarakat dalam melihat kaum disabilitas, baru saja digelar di Adelaide. Gelaran ini menampilkan pesan bahwa semua jenis tubuh itu indah.
Perwakilan dari lembaga ‘Dignity for Disability’, Kelly Vincent, mengatakan, acara ini hanyalah awal, masih banyak yang perlu dilakukan.
BACA JUGA: Krisis Ekonomi Eropa, Lebih Banyak Warga Italia Datang ke Australia
‘Saya cantik - Mengapa Tidak?’ adalah judul dari peragaan busana yang baru-baru ini digelar untuk para perempuan penyandang disabilitas di Australia Selatan.
BACA JUGA: Pro Kontra Warga Asing Membeli Properti di Australia
Kelly Vincent, politisi pertama di Australia yang secara permanen menggunakan kursi roda, mengatakan, ini hanya salah satu dari banyak langkah yang diperlukan, untuk membuat masyarakat umum mengakui bahwa para penyandang disabilitas juga individu yang menarik dan mampu beraktivitas.
"Kami, para penyandang disabilitas, adalah orang yang cantik layaknya populasi manusia kebanyakan, dan kami hanya berbeda dalam soal kemampuan fisik, pendapat dan penampilan...perbedaan itu dah," tutur Kelly.
BACA JUGA: Golput Karena Tak Percaya Caleg, Pria Hobart Ini Tetap Didenda
Ia menerangkan, "Stereotip kecantikan ideal – yang adalah pirang, enam kaki, wanita berkulit putih non-disabilitas - ada banyak orang yang tak selalu beranggapan bahwa itu menarik. Kecantikan itu sangat subyektif."
Meskipun satu dari lima warga Australia memiliki satu jenis disabilitas, Kelly mengatakan, mereka jarang ditampilkan dalam berita atau media hiburan, dari program-program mingguan hingga drama televisi dan film.
"Kami sering digambarkan sebagai orang yang sedih, tragis dan seringkali cukup jelek, dan banyak dari kita yang tahu bahwa kebenaran adalah sesuatu yang sangat berbeda," katanya.
Ia melanjutkan, "Ini mungkin mengejutkan bagi beberapa orang, tetapi kami semua tidak ingin memakai jaket berkupluk, celana olahraga, sandal crocs dan baju taplak sepanjang waktu."
Kelly menyebut, tampilan itu mempengaruhi baik kepercayaan diri para penyandang disabilitas maupun pandangan masyarakat umum.
"Ketika kita benar-benar melawan stereotip itu dan menampilkan diri kita sebagai pribadi yang menarik, kuat, mampu, orang-orang yang tidak mengalami disabilitas menganggap bahwa hal itu sulit untuk dipercaya," tuturnya.
Ia menambahkan, "Seringkali, kita bahkan melihat orang-orang berkata kepada para penyandang disabilitas 'Jelas Anda tak terlalu mengalami disabilitas karena Anda tampil dengan baik atau karena Anda cukup menarik secara fisik', jadi hal ini benar-benar mempengaruhi persepsi atas para disabilitas’."
Ia mengatakan, ketidakpedulian ini tak hanya membuat orang-orang dengan disabilitas terdiskriminasi setiap harinya, tetapi juga tak menyertakan mereka pada beberapa sektor seperti industri ritel dan fesyen.
"Aksesibilitas toko adalah satu hal - terlalu sering kita melihat daerah perbelanjaan tak dapat diakses oleh penyandang disabilitas," ujar Kelly.
"Tapi kita juga harus berbicara tentang apa yang diproduksi, apa yang ada di toko, apa yang tersedia bagi masyarakat untuk dibeli," tambahnya.
Meskipun sebagian besar orang hidup dengan disabilitas, ia mengatakan, mereka jarang dipertimbangkan dalam pasar ini.
"Jika kita menyandang disabilitas, itu artinya kita harus berhati-hati akan jenis pakaian yang harus kita beli. Kami ingin memiliki pilihan warna dan gaya yang sama dengan para pembelanja lainnya, dan saya pikir, ada potensi pasar yang besar di luar sana bagi para pengecer, untuk mengambil keuntungan dan mulai terjun ke bisnis ini," jelasnya.
Kelly mengatakan, meskipun acara seperti peragaan busana spesial ini membantu meningkatkan kesadaran akan masalah tersebut, masih banyak yang harus dikerjakan.
"Langkah berikutnya adalah memastikan bahwa kita tidak hanya memiliki acara dengan model yang menyandang disabilitas," katanya.
Ia lantas mengungkapkan, "Akan sangat bagus untuk melihat peragaan busana pada umumnya, mau menggunakan model penyandang disabilitas berdampingan dengan para model non-disabilitas, dan itu bukanlah masalah besar."
Ia mengatakan, bagi penyandang disabilitas, membuat diri mereka dan kisah-kisah mereka terwakili, dapat menumbuhkan rasa bangga atas identitas mereka dan mendorong untuk menjadi tegar.
"Saya pikir, sangat penting bagi anak-anak muda penyandang disabilitas untuk memiliki gambaran yang akurat mengenai kondisi mereka, yang menunjukkan perjuangan dan tantangan yang kita mampu hadapi, dan juga menunjukkan bahwa kita juga manusia utuh dan percaya diri," urainya.
Ia menyambung, "Ini bukan hanya masalah kami dikucilkan dan itu seharusnya tak bisa diterima, tapi itulah yang hilang dari kami."
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dalam Sehari 18 Anggota DPR Australia Diusir dari Ruang Sidang