Penyandera Tujuh WNI Berbahasa Tagalog, Pihak Perusahaan tak Paham

Jumat, 24 Juni 2016 – 07:06 WIB
Tugboat Charles 001 yang sempat ditahan oleh komplotan Abu Sayyaf hari ini (24/6) tiba di Samarinda. Foto: DWI RESTU/KALTIM POST/JPNN.com

jpnn.com - SAMARINDA – Kabar penyanderaan anak buah kapal (ABK) Tugboat Charles 001 yang menarik Tongkang Roby 152, diduga dilakukan kelompok bersenjata Abu Sayyaf, dibenarkan Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samarinda Kolonel Laut Yus Kusmany. 

Sementara itu, keluarga korban berharap-harap cemas lantaran keluarga mereka masih disandera, dan untuk membebaskan harus membayar tebusan senilai 20 juta ringgit Malaysia atau setara dengan Rp 66,36 miliar (kurs 1 ringgit Rp 3.318).  

BACA JUGA: Yang Gembira Bukan Hanya PNS ya, TNI dan Polri Juga

Dian Megawati (33), istri Ismail, salah satu ABK yang disandera, ditemui di kediamannya kemarin, meminta tolong kepada pihak perusahaan serta seluruh jajaran terkait untuk bisa membantu menyelamatkan sandera. 

“Masih tidak tenang, karena belum ada kejelasan,” sebut Mega. Bahkan, beberapa keluarga korban masih tak terima jika pemberitaan di pelbagai media yang menyatakan bahwa penyanderaan tersebut hanya modus penipuan.

BACA JUGA: Abu Sayyaf Sandera Tujuh WNI, Minta Tebusan Besar Banget

Terpisah, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang turut angkat bicara terkait adanya kabar tak enak yang terjadi pada tujuh warganya. 

“Sudah ada pertemuan, dan ini sedang melakukan evaluasi,” sebut orang nomor satu di Samarinda tersebut, kemarin. 

BACA JUGA: Hai KPK, Please Simak Omongan Pak Ruki soal Kasus Sumber Waras Ini

Jaang menyebut, pihak perusahaan sempat berkomunikasi dengan para penyandera dengan menggunakan bahasa Tagalog. Namun, Jaang menyebut banyak yang tak paham dengan bahasa tersebut. 

Jaang menambahkan bakal berkoordinasi dengan Polda Kaltim serta Kementerian Luar Negeri terkait usaha pembebasan tujuh orang yang disandera jaringan Abu Sayyaf. 

Diketahui, Rabu (22/6), Dian Megawati dihubungi melalui telepon seluler oleh orang pria yang suaranya mirip dengan suaminya, Ismail. Suara dari seberang telepon mengaku, disandera komplotan militan Abu Sayyaf. Ismail, ABK di tugboat Charles 001 yang akan pulang dari Filipina.

Sebagai informasi, tugboat sebelumnya berangkat dari Sangasanga, Kutai Kartanegara (Kukar), pada 5 Juni lalu dan membawa 13 ABK. Selain itu, penelepon juga meminta memanggil sejumlah perwakilan pemerintahan, jurnalis untuk diberitahu kabar penyanderaan tersebut. 

Kabar ini segera membuat seluruh awak media lokal dan nasional berkumpul di halaman Kantor PT Rusianto Bersaudara, pemilik tugboat, di Samarinda, hari itu. (*/dra/far/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Abu Sayyaf Berulah Lagi, Todongkan Senjata, Tujuh WNI Disandera


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler