jpnn.com, CHRISTCHURCH - Otoritas Selandia Baru mengerahkan sekitar 250 detektif dan spesialis untuk menyelidiki teror di masjid Christchurch. Polisi juga menangkap remaja 18 tahun yang sengaja menyebarkan video siaran langsung penembakan di Christchurch tersebut lewat Facebook.
Unggahannya disertai komentar yang bisa memicu kekerasan ekstrem. Pemuda itu terancam hukuman 14 tahun penjara. Facebook menyatakan telah menghapus 1,5 juta video serangan Christchurch.
BACA JUGA: Selandia Baru Belum Rilis Nama Korban Pembantaian Christchurch
BACA JUGA: Muslim di Selandia Baru Dibantai, Senator Australia Salahkan Migrasi Umat Islam
Pemerintah Selandia Baru berusaha keras agar tak terjadi insiden serupa. Perdana Menteri Jacinda Ardern menegaskan bahwa kabinetnya menyetujui prinsip utama perombakan aturan kepemilikan senjata api. Rencananya, dalam waktu sepuluh hari ke depan perubahan undang-undang itu sudah selesai dan perinciannya diumumkan.
BACA JUGA: Pemuda Pancasila Kecam Pembantaian di Masjid Selandia Baru
Jika ada penduduk yang ingin menyerahkan senjata yang dimiliki, Ardern meminta mereka tak ragu untuk melakukannya. Ada sekitar 1,5 juta senjata api yang beredar di Negeri Kiwi tersebut.
"Saya sangat yakin mayoritas pemilik senjata di Selandia Baru bakal setuju dengan pernyataan bahwa perubahan harus terjadi," ujar Ardern.
BACA JUGA: Samawi Aceh Kutuk Pelaku Penembakan Muslim di Selandia Baru
Selandia Baru termasuk negara dengan aturan kepemilikan senjata yang longgar. Penduduk yang tak punya izin memiliki senjata tak perlu melaporkan kepemilikan kepada pemerintah. (sha/c11/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Zulfirman Tertembak di Bagian Paru-paru, Anak di Kaki
Redaktur & Reporter : Adil