jpnn.com, BENGKALIS - Bea Cukai menggagalkan upaya penyelundupan rokok dan smartphone ilegal di wilayah Kabupaten Bengkalis, Riau.
Penindakan tersebut dilaksanakan Kanwil Bea Cukai Riau bersama Bea Cukai Batam, dan Bea Cukai Bengkalis pada sebuah truk di Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Jumat (11/10).
BACA JUGA: Penyelundupan Ratusan Ribu Benih Bening Lobster di Kepri Digagalkan, Bea Cukai Ungkap Ini
Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kanwil Bea Cukai Riau Anton Mawardi mengungkapkan ada sebanyak 17 ribu batang rokok ilegal dan 109 unit smartphone yang hendak diselundupkan.
Upaya penyelundupan dilakukan dengan menyembunyikan barang-barang ilegal dalam kompartemen dinding palsu (false compartment) agar barang tidak mudah terdeteksi oleh petugas.
BACA JUGA: Blusukan di 3 Wilayah Ini, Bea Cukai Ajak Masyarakat Gempur Rokok Ilegal
“Jadi, pelaku menyembunyikan barang-barang ilegal tersebut dalam dinding palsu tambahan pada bak truk bagian samping rongga, dan di dalam dashboard mobil,” ungkap Anton.
Kronologi penindakan tersebut berawal dari informasi mengenai pengangkutan rokok dan telepon genggam ilegal melalui kapal Ro-Ro dengan rute Batam-Sei Pakning.
BACA JUGA: Beri Izin Fasilitas Kawasan Berikat Mandiri Kepada PT MAK, Ini Penjelasan Bea Cukai
Dikarenakan kondisi area pelabuhan tidak memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan fisik, akhirnya petugas mengikuti truk dan menghentikannya pada area yang cukup strategis.
“Dalam pemeriksaan, kami menemukan indikasi penyelundupan 17 ribu batang rokok ilegal impor yang tidak dilekati pita cukai beserta 109 unit telepon genggam yang diduga belum diselesaikan kewajiban pabeannya di kawasan bebas (free trade zone) Batam," beber Anton.
Total nilai barang tersebut dari upaya penyelundupan tersebut mencapai Rp 679.405.000 dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 153.408.595.
Saat ini truk beserta muatan dan pelaku kami bawa ke Kanwil Bea Cukai Riau untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Anton juga menyampaikan pihaknya telah menetapkan dua orang tersangka dan ditahan di Rutan Pekanbaru.
Kedua pelaku diduga melanggar Pasal 102 huruf (e) dan/atau huruf (f) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan, dan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai.
Penyidik juga masih terus mendalami kasus ini untuk dapat mengungkap pihak-pihak lain yang diduga terlibat.
“Dalam peran sebagai community protector, Bea Cukai akan hadir di masyarakat dan terus berkomitmen untuk menjaga masyarakat dari ancaman dan bahaya barang-barang ilegal,” tegas Anton. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi