jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyatakan, penyerapan anggaran Provinsi DKI Jakarta masih rendah bukan dikarenakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) takut belanja. Melainkan lebih pada bingung bagaimana untuk berbuat curang.
"Takut curi sebetulnya yang terjadi di kita, mau ngatur curi-curinya bingung. Karena polisi, jaksa, BPK, dan KPK agak ketat," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu di acara pengarahan gubernur atas instruksi presiden terhadap penyerapan anggaran di Ruang Pola Blok G Balai Kota, Jakarta, Kamis (27/8).
BACA JUGA: Jawab Tantangan Ahmad Dhani, Ahok: Jakarta di Masa Saya Akan Tambah Macet
Menurut Ahok, kecurangan masih terjadi dalam penyusunan anggaran di DKI. Misalnya saja, anggaran untuk membangun GOR sebesar Rp48 miliar. Padahal setelah desainnya dibuat sederhana, hanya membutuhkan anggaran Rp25 miliar.
Mantan Bupati Belitung Timur itu menyatakan, anggaran tersebut sengaja diloloskan pada e-Budgeting 2015. Sebab, penyusunan anggaran tidak melalui e-Musrenbang tahun 2014.
BACA JUGA: Bareskrim Limpahkan Alex Usman Berikut Barang Bukti ke Kejari Jakbar
"Kami sengaja loloskan waktu masuk e-Budgeting. Kenapa kami loloskan? Enggak apa-apa masukan dulu, harga satuannya rata-rata mark up semua proyek di DKI. Kami sengaja loloskan, baru kami perbaiki di perubahan 2015," tuturnya.
Ahok mengungkapkan, prosedur penganggaran di DKI baru benar-benar sesuai aturan yakni pada APBD 2016. "DKI baru benar-benar menggunakan prosedur penganggaran yang betul sesuai aturan, seumur-umur DKI baru akan terjadi di APBD tahun 2016. Ini perlu saya tekankan," ucapnya. (gil/jpnn)
BACA JUGA: Tak Ada Garasi, Jangan Coba Parkir Depan Rumah, Sebab Ahok Bakal Mendereknya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Pastikan Cegah Penghuni Rusun Berbuat Curang, Begini Caranya...
Redaktur : Tim Redaksi