jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Anis Byarwati menilai serapan anggaran stimulus ekonomi dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk penanganan pandemi Covid-19 sampai akhir 2020 ini masih rendah.
Legislator Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) itu mengatakan hingga November 2020, penyerapannya baru 52 persen atau Rp 361,5 triliun dari pagu anggaran yang ditetapkan Rp 695,2 triliun.
BACA JUGA: Realisasi Anggaran PEN hingga November Mencapai Rp 366,86 Triliun
"Padahal, sudah mau akhir tahun," tegas Anis dalam diskusi virtual "Efek Resesi di Tengah Pandemi", Sabtu (7/11).
Menurut Anis, pemerintah perlu memikirkan bagaimana anggaran yang ada itu bisa terserap dalam dua bulan ini.
BACA JUGA: Pesan Dirjen Bea Cukai untuk Jajarannya soal Program PEN dan Omnibus Law
Komisi XI DPR, termasuk ia sendiri mengaku sudah kerap menegur dengan elegan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait persoalan penyerapan anggaran tersebut. "Ini bagaimana ceritanya serapan sangat rendah," katanya.
Menurutnya, bila sampai akhir tahun ini baru terserap 52 persen, berarti masih ada sekitar Rp 300 triliun lebih yang mengendap dan tidak sampai ke masyarakat. "Ini membuat program pemulihan ekonomi nasional belum terasa signifikan di masyarakat," ujar dia.
BACA JUGA: Kebijakan PEN di Tengah Pandemi Covid-19 Tak Sia-sia, Picu Pertumbuhan Kredit BMRI
Pun demikian dengan anggaran kesehatan, Anis berujar bahwa dari pagu Rp 87,5 triliun baru terserap Rp 30,74 triliun atau 35 persen. Menurut Anis, satu-satunya yang menggembirakan adalah soal perlindungan sosial, meskipun ada catatan-catatan.
"Karena tidak semua bansos itu sampai pada yang memang harus menerima. Ada yang menerima berkali-kali dari berbagai sumber, ada yang tidak menerima. Persoalannya adalah pada data. Mudah-mudahan bisa diperbaiki," ungkap Anis. (boy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Boy