JAKARTA---Ide jahat kelompok Pepi Fernando ternyata sudah dirancang sejak setahun laluBahkan, Pepi berencana meledakkan tol Cawang, Jakarta Timur
BACA JUGA: KPK Dalami Sosok Rosalina
Mereka menanam bom sejak Agustus 2010 tapi gagal meledak hingga tadi malamBACA JUGA: Mendagri Maklumi Rapor Merah Daerah Pemekaran
Dia ikut membawa Pepi Fernando ke lokasi penanaman bom di depan Kodam Jaya, Jakarta Timur
BACA JUGA: Kada Terjerat Korupsi Tak Pengaruhi Rapor Pemda
Pepi dibawa dengan diborgol dengan kaos ditutupkan ke mukanyaDia dibawa dengan penjagaan super ketat"Dia lupa," katanyaHal ini cukup mencemaskan karena menurut pengakuan Pepi, ada sekitar 10 rangkaian dengan daya ledak serupa dengan bom di Serpong"Besok (hari ini) pagi-pagi akan kita lanjutkan penyisiran," kata perwira ini.
Rangkaian bom untuk tol Cawang diletakkan di sekitar Kodam Jaya dan kantor Asuransi ABRI (Asabri)"Tadi, setelah proses pemeriksaan saudara Pepi, diperoleh info bahwa sekitar Agustus 2010, mereka pernah menempatkan paket bom di bawah flyover, depan UKI Cawang, berseberang dengan kantor ASABRI," kata Kabagpenum Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri kemarin.
Pepi Fernando, mengaku lupa lantaran bom ditanam di bulan Ramadhan 2010"Dilaporkan sampai terakhir belum ditemukan bom tersebutSetelah dilakukan penyisiran di lokasi, tim Jihandak dan bom belum ditemukan paket bom yang disampaikan dia," katanya.
Saat diperiksa penyidik Selasa siang, Pepi mengaku pernah menanam paket bom berdaya ledak cukup besar di dalam tanah, di bawah flyover tol Cawang bersama Jokaw dan MaulanaPengakuan alumnus Fakultas Tarbiyah UIN itu membuat merinding polisiSebab, jika meledak akan banyak korban jatuh"Mereka pakai korek gasItu gayanya diaSignature atau ciri khas dia memang seperti itu, ada korek-korek gas besar," katanya
Pepi juga terus dicecar polisi agar mengakui semua tempat penyimpanan bomnya"Tapi, masyarakat jangan cemasKita yakinkan alhamdulillah detonatornya tidak fungsi, kalau berfungsi sudah meledak Agustus tahun lalu" kata Boy
Kemarin, Mabes Polri juga menggelar seluruh barang bukti terkait kelompokAcara dilakukan di depan Pusat Laboratorium Forensik Polri (Puslabfor). Menurut Kapuslabfor Mabes Polri, Brigjen Andayono, bom-bom yang disita dapat menjadi puluhan bom"Jika tidak tertangkap, maka akan jadi berapa puluh bom dan tentunya membahayakan," katanya
Mantan Kapolda Sumatera Barat itu menambahkan rangkaian bom dan berbagai bahan kimia tersebut disita dari 14 tempat kejadian perkara (TKP) yang digeledah pada 21 April 2011 laluSaat ini polisi masih mendalami seluruh bahan yang dapat dirakit menjadi bom.
Rangkaian bom tersebut merupakan bom yang disita dari empat paket bom buku yang ditujukan kepada koordinator Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla, kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Gories Mere, ketua Pemuda Pancasila, Yapto Suryosumarno dan musisi Ahmad Dhani
Selain itu, bom di Kota Wisata, Cibubur, bom di Puspiptek dan bom dengan berat total 150 kilogram di sepanjang saluran pipa gas di depan Gereja Christ Cathedral Serpong, Tangerang"Bom-bom ini bersifat daya ledaknya rendah," imbuhnyaSelain itu, rangkaian bom itu mudah dirakit dan bahannya mudah didapat"Gampang, semua bahannya bisa diaksesAda pipa biasa, korek biasa," katanya.
Andayono juga mengamini analisa yang menyebut bom berdaya ledak rendah ini dirakit sendiri dengan cara otodidakBahan pembuat bom ini juga didapat dengan cara yang mudah, yakni di pasar bebasTerdiri dari bahan kimia jenis karbit, nitrat, dan klorat, dibeli pelaku di toko kimia"Sementara TNT tidak ada, karbit ada, korek-korek banyak dililitkan di pipa, untuk memperbesar api," katanya
Beberapa barang-barang sitaan tersebut yaitu dua buah pipa rakitan bom berukuran 34 sentimeter dan 37 sentimeterSelain itu, tiga tas ransel, dua ponsel, alumunium dan serbuk seberat 100 kilogram.
Dari hasil penyidikan, diketahui kelompok Pepi juga sudah menyiapkan eksekutor untuk aksi bom bunuh diri. Namanya, Jokaw (J) yang sudah siap mati demi tujuan "jihad" . "Jokaw telah disiapkan jadi pengantin berikutnya," kata Boy.
Ini menandakan, ancaman kelompok Pepi sangat serius"Kalau mereka sudah menyiapkan sejak setahun lalu berarti memang tidak main-main," kata perwira mawar tiga ini
Di bagian lain, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkum HAM membantah tudingan Tim Pengacara Muslim yang menganggap bahwa pemerintah gagal menjalankan program deradikalisasi yang dilakukan selama sepuluh tahun terakhir.
Humas Dirjen PAS Akbar Adi Prabowo mengatakan, pihaknya telah berupaya sekuat tenaga menjalakan program deradikalisasi terpidana teroris di lembaga pemasyarakatanKata dia, pelaksanaan program deradikalisasi di lapas sudah melibatkan beberapa kalanganMisalnya ulama-ulama bahkan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI)"Beberapa stake holder itu diminta untuk mengubah pemahaman yang selama ini radikal," kata Akbar
Selain itu, pihaknya juga terus memberikan pelatihan dan keterampilan sesuai dengan minat kepada para narapidana terorismeMisalnya kerajinan, pertukangan, dan kegiatan lainnya sesuai dengan minat para narapidanaTentunya hal tersebut untuk mengurangi sifat-sifat radikal para teroris.
Namun Akbar tidak bisa menunjukkan apa ukuran bahwa deradikalisasi yang dilakukan pihaknya berjalan baikYang jelas, Akbar meminta agar masyarakat juga turut serta mendukung upaya tersebutTerutama dalam kehidupan sosial jika narapidana tersebut sudah bebas"Kami juga masih mengkaji apa perlu ada lapas khusus terpidana terorisme," imbuhnya.(rdl/kuh/mos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Simpan Barang Porno Tak Bisa Dilarang
Redaktur : Tim Redaksi