jpnn.com - TEGAL – Wahid Zaenanda usianya 19 tahun. Warga RT 4 RW 1, Jalan Tentara Pelajar No. 5, Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Tegal, Jateng itu, memliki berat badan 180 kilogram (Kg).
Putra pertama dari pasangan Zaenuri, 45, dan Winarni, 46,itu mengalami obesitas.
BACA JUGA: Suami Nganggur, Istri Garap Bos, Bisa Beli Mobil dan Tanah
Dia mengalami kelebihan berat badan sejak umur dua tahun, akibat pola makan yang tidak sehat.
Anak pertama dari lima bersaudara tersebut juga mengidap autis.
BACA JUGA: Wanita Sedang Hamil Tua Dibunuh Pacar, Mayat Dibuang ke Hutan
Menurut pengakuan Winarni, ibunda Wahid, obesitas yang dialami putra sulungnya disebabkan pola makan yang berlebih, yakni konsumsi telur 3 kg, nasi, 3 kg ayam, dan mie instan hingga 10 bungkus setiap harinya.
“Pola makan berlebih dijalani Wahid sejak usia dua tahun hingga berusia 13 tahun,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kemenhub Pisahkan Fungsi Pelabuhan Sorong
Memasuki usia 14 tahun, dengan kondisi berat badan yang semakin tak terkendali, Wahid mulai menyadari dengan mengurangi jumlah konsumsi makan.
“Tapi kalau marah, makannya banyak, dan nggak bisa dikendalikan ataupun dibujuk. Jika dilarang, pasti teriak dan membenturkan kepalanya ke tembok,” terangnya.
Lebih lanjut Winarni mengatakan, dengan kondisinya yang semakin memburuk, Wahid juga divonis dokter mengalami pembengkakan jantung akibat berat badannya semakin berlebih.
Hingga pada akhirnya, Wahid tak bisa lagi berjalan karena kondisi kakinya bengkak sejak tiga bulan terakhir.
“Karena nggak bisa jalan, kesehariannya hanya di depan tv dengan kipas yang harus selalu nyala,” tuturnya.
Winarni menambahkan, dengan kondisi Wahid yang semakin memburuk dan keterbatasan financial, dia hanya bisa berharap ada uluran tangan dermawan atau campur tangan Pemerintah Kota Tegal untuk lebih meringankan derita putranya yang masih tergolong remaja tersebut. (syf/fat/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Neraka Tinggal di Rumah Mertua
Redaktur : Tim Redaksi