Peran Industri Hijau Sangat Penting dalam Keberlangsungan Lingkungan

Rabu, 19 Oktober 2022 – 19:15 WIB
Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid. Foto: Dok. Kadin

jpnn.com, JAKARTA - Pembangunan industri hijau terus digalakkan sejumlah pihak sebagai upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan. Hal ini agar pembangunan industri selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Salah satunya PT Greenhope yang berinovasi dengan teknologi plastik hijau dan baru saja meresmikan Green Industry Gathering.

BACA JUGA: Kunjungi Pabrik Greenhope, Semen Gresik Perkuat Komitmen Industri Hijau

Greenhope menciptakan teknologi yang tepat dan dapat beradaptasi untuk mengatasi masalah sampah plastik di berbagai negara. Pencapaian ini merupakan langkah besar yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan bumi.

Terlebih dengan adanya krisis iklim yang mendesak umat manusia untuk berevolusi dengan lingkungan. Karenanya industri hijau yang berkelanjutan telah menjadi trend global, karena tak hanya menjadi peluang bisnis, tetapi juga membangun peradaban baru dunia.

BACA JUGA: Indonesia Impact Fund Danai Startup Biotechnology Greenhope

Dalam tiga tahun terakhir, nilai investasi ini secara global meningkat lebih dari 67 persen sejak 2018. Di Asia sendiri, aktivitas investasi dalam era digital telah meningkat dua kali lipat selama satu dekade terakhir. Bahkan, market size industri di Asia diperkirakan mencapai USD 5 triliun pada 2023 mendatang.

"Artinya, investor dan stakeholder industri melihat peluang industri hijau di masa depan menjanjikan. Tentunya jika didukung dengan kemajuan teknologi, pembiayaan, dan kebijakan regulasi, industri hijau akan semakin menarik dan kompetitif," kata Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dalam siaran persnya, Rabu (19/10).

BACA JUGA: Susun Standar Industri Hijau, BSKJI Kemenperin Gandeng Tata Metal Lestari

Menurutnya, tren industri hijau juga meningkat dengan banyaknya startup hijau. Namun, kata dia, membangun industri hijau tidak mudah dan penuh tantangan, salah satunya pembiayaan industri hijau yang mahal.

"Contohnya energi baru dan terbarukan, itu kan tidak mudah. Infrastruktur yang kurang mendukung, misalnya kurangnya stasiun untuk pengisian listrik umum. Kalau infrastrukturnya masih kurang, ini membuat masyarakat enggan bermigrasi dari kendaraan BBM ke listrik," papar Asrad.

Menurutnya, Kadin sebagai rumah bagi pelaku usaha industri, berkomitmen untuk mengeksplorasi industri hijau di Indonesia dengan berbagai tantangannya. Pertama, mendorong sektor industri hijau melalui jaringan di dalam dan luar negeri melalui perjanjian bilateral. Kedua, mendorong kemitraan publik dan swasta untuk mengembangkan industri hijau.

Ketiga, menjadi mitra pemerintah dalam memberikan masukan terkait stimulus untuk mendorong inisiatif pelaku industri hijau di Indonesia. Kemudian menggerakan dan memperkuat jejaring perusahaan di Indonesia untuk segera bertransisi ke energi hijau melalui program-program berkelanjutan.

Sementara Kolumnis Dahlan Iskan menyampaikan menjaga kebersihan kerap diabaikan sebagian besar orang karena merasa tak memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan.

"Kebersihan adalah tanggung jawab bersama, biasanya tidak sukses, karena tidak ada yang merasa bertanggung jawab. Tetapi kalau diganti, kebersihan adalah tanggung jawab bagian kebersihan, dia akan bebersih," ujar Dahlan.

Menurutnya, Tommy Tjiptadjaja selaku Co-Founder & CEO Greenhope, sangat berani menghadapi tantangan karena mendirikan pabrik plastik berbahan singkong, yang harganya lebih mahal dan pastinya sulit bersaing secara komersial.

"Karena di sini banyak yang dari kalangan industri sejenis, maka ini bukan lagi kepentingan Pak Tommy sendiri, tetapi sudah kepentingan industri, jadi harus bergerak bersama-sama," ujar mantan Menteri BUMN itu.

Dengan adanya inovasi yang dikembangkan Greenhope, Dahlan meyakini dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang dilakukan pabrik kertas selama bertahun-tahun. Bahkan, kata dia, sejumlah pabrik kertas kini juga mulai memikirkan untuk mengganti ke inovasi terbaru yang ramah lingkungan.

"Maka inilah yang disebut kepentingan industri. Berarti tidak perlu lagi bersaing antarindustri sejenis karena nanti malah gagal. Tetapi bagaimana berjuang bersama-sama menyatukan kepentingan industri ini,” ujar dia. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawasan Industri Hijau di Tanah Kuning Murni Proyek Swasta


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler