Perang di Timika: 1 Tewas dengan 37 Anak Panah di Tubuhnya

Sabtu, 02 Juli 2016 – 05:58 WIB
Salah satu kubu yang bertikai di Kwamki Narama, Timika, Mimika, Papua. Foto: dok/Radar Timika

jpnn.com - TIMIKA - Perseteruan dua kelompok warga di Kwamki Narama, Timika kembali pecah, Jumat (1/7) dini hari. Kedua kelompok bersenjatakan panah tradisional saling serang.

Akibat pertikaian ini, seorang warga yang diketahui bernama Jenius K tewas mengenaskan. Sebanyak 37 anak panah menancap di sekujur tubuh korban. 

BACA JUGA: Pecah! TNI-Polri Bentrok di Manokwari

Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso, membenarkan kembali terjadinya pertikaian yang sudah terjadi sejak lebih dari dua bulan lalu itu. Kapolres juga membenarkan jika seorang warga berjenis kelamin laki-laki yang diketahui bernama Jenius K, tewas dengan puluhan anak panah yang masih tertancap saat jenazahnya ditemukan.

“Korban diduga kena tadi (kemarin) subuh, karena mulai jam tiga subuh itu mereka sudah mulai buang-buang suara, baik itu dari kelompok atas maupun kelompok bawah,” kata Kapolres, seperti dikutip dari Radar Timika, Sabtu (2/7).

BACA JUGA: Oh...Sang Permaisuri Lemas, Minta Pindah Rumah Sakit

Setelah keduanya sempat saling serang, aparat kepolisian kemudian melakukan penyisiran ke hutan untuk memeriksa informasi adanya korban di dalam hutan. Akhirnya polisi mendapati jenazah Jenius. Di tubuhnya masih tertancap puluhan anak panah. Kendati demikian, Kapolres belum memastikan korban berasal dari kubu mana. Karena kedua kubu mengklaim jika korban meninggal adalah dari pihak lawan.

“Dari kelompok bawah menanyakan nama korbanya siapa, tapi akirnya dari kelompok atas tidak bisa memberikan jawaban. Tadi pagi kami sisir dan kami dapatkan satu orang terbunuh dengan 37 anak panah. Dari kelompok atas mengklaim bahwa ini dari kelompok bawah, dari kelompok bawah juga tidak mengakui karena yang bersangkutan tersebut bukan berasal dari kelompok bawah. Bahkan dari kelompok bawah menyampaikan bahwa ini dari kelompok atas,” tutur Kapolres.

BACA JUGA: Perang Berlanjut, Satu Tewas, 37 Anak Panah Menancap di Tubuhnya

Kedua kelompok menolak jika korban adalah bagian dari mereka. Keduanya justru menganggap diri jika kelompoknya sudah menang. Usai penemuan jenazah, aparat kepolisian kemudian mengevakuasi korban ke kamar jenazah RSUD Mimika. Lantaran tidak diakui dari kelompok mana, Kapolres menyebut akan melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit dan dinas sosial mengenai pemakamannya.

“Masing-masing tidak mau mengakui bawa korban tersebut dari kelompoknya. Kami sampaikan kepada masyarakat yang ada di sana dan Ketua DPRD, bahwa kami tidak mungkin membiarkan jenazah tidak terurus," ujarnya.

Keruhnya situasi di Kwamki Narama ini mengkhawatirkan. Berbagai upaya telah dilakukan kepolisian untuk mendamaikan kedua kelompok di Kwamki Narama, mulai dari patah panah, sosialisasi, pendekatan, hingga tindakan tegas. Namun, upaya tersebut seolah belum membuahkan hasil. 

Kapolres pun mengharapkan pemerintah daerah memperhatikan masalah yang begejolak di Kwamki Narama. “Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka persoalan di Kwamki Narama tidak akan pernah selesai,” pinta Kapolres. (dzr/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh! Banyak Uang Hilang, Tuyul Beraksi Jelang Lebaran?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler