Seorang perempuan asal Bali, Ni Wayan Kariani merasa lega bisa kembali ke Australia.
Sebelumnya ia harus menghabiskan waktu lima bulan di Bali dan sempat tertular COVID-19.
BACA JUGA: Sydney Menikmati Kebabasan, Kehidupan Perlahan Kembali Normal
Selama setahun, Ni Wayan Kariani bekerja di perkebunan buah di kawasan Lake Boga di negara bagian Victoria, sekitar 327 kilometer dari Melbourne.
Tapi ia kemudian harus pulang ke Bali untuk menghadiri pemakaman ibunya.
Saat ia di Bali, ayahnya juga meninggal karena COVID-19.
"Sewaktu saya terkena COVID, saya langsung berpikiran, 'Oh Tuhan, jangan biarkan saya mati karena saya masih ingin bisa melihat suami dan anak-anak saya'," katanya kepada ABC.
Karena tidak adanya penerbangan langsung dari Bali ke Australia, Ni Wayan Kariani, yang memiliki status penduduk permanen (PR) Australia tersebut akhirnya harus menghabiskan sekitar lima bulan di Bali.
Ia menceritakan jika hampir semua orang yang dikenalnya di Bali tertular COVID-19.
"Mereka tidak mau dites karena mereka takut nanti disuruh menjalani karantina selama 14 hari," katanya.
"Mereka takut karena kemudian tidak bisa melakukan kegiatan apa pun, tidak bisa kerja, tidak bisa mengurus anak-anak." Mendapat dukungan selama di Bali
Ni Wayan Kariani mengatakan bos tempatnya bekerja di Australia, Ian McAlister sangat peduli saat ia berada di Bali.
"Dia menelpon tiap hari dan bertanya bagaimana keadaan saya. Saya berada di Bali selama lima bulan dan dia membayar upah saya setiap minggu."
"Dia bos yang baik sekali. Saya senang bekerja dengannya," katanya.
Ni Wayan Kariani akhirnya bisa mendapatkan penerbangan khusus yang membawa para warga Australia dan penduduk tetap.
Setibanya di Australia, ia menjalani karantina sebelum akhirnya bisa kembali bekerja bersama suaminya, De De dan anak-anak mereka.
"Qantas dan Pemerintah Australia mengatur dua penerbangan khusus dari Indonesia yang betul-betul sangat membantu kami dan saya sangat menghargai usaha tersebut," kata Ian, bos Ni Wayan Kariani di Australia.
"Ya, mereka harus membayar sendiri tiket perjalanan, yang jauh lebih mahal dibandingkan yang biasanya, namun paling tidak dia sekarang sudah tiba kembali di Australia.
"Dia membantu saya mengurusi salah satu tempat pengepakan barang. Dia betul-betul tangan kanan saya."
Mulai hari Kamis lalu, Bali sudah terbuka lagi untuk turis asing dari beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru.
Tapi warga Australia belum mendapatkan izin, meski sebelum pandemi lebih dari satu juta turis asal Australia pergi ke Bali setiap tahunnya.
Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Timnas Indonesia U-23 Bakal Hadapi Nepal Sebelum Jumpa Australia