Perawan Tua Tewas Dimartil Perampok

Selasa, 17 September 2013 – 08:55 WIB

jpnn.com - HAMPARAN PERAK- Pembunuhan Mutia Hasibuan (42) warga Panglima Denai, Kec. Medan Denai, akibat dimartil pelaku di ruang tamu rumah kakak iparnya, Dahniar alias Ida (48) di Jl. Pahlawan Usman Umar, Desa Sei Baharu, Hamparan Perak. Sumut terus ditelusuri polisi. Pelaku disebut merupakan dua pria berbadan besar.

Tewasnya adik ipar menyeret Ida dan kakaknya, Yusniar ke kantor polisi. Kedua kakak beradik itu diperiksa Juru Perikasa Mapolsek Hamparan Perak, Senin (16/09).  

BACA JUGA: Kriminolog: Pelaku Perampok Spesialis Toko Emas

Kepada POSMETRO MEDAN (Grup JPNN) usai pemeriksaan Yusniar yang diketahui berada di lokasi saat peristiwa berlangsung mengaku melihat kedua pelaku datang malam saat kejadian.

"Dua penjahat datang marah pukul Mutia berdarah, aku takut masuk kamar shalat, aku baru buat bedak dingin, aku takut, penjahat itu besar," kata Yusniar yang memiliki keterbelakangan mental.

BACA JUGA: Sekali Suntik Minta Tarif Rp14 Juta

Ciri-ciri kedua pelaku, diterangkan Yusniar, berkulit putih, mata cipit. "Mutia buka pintu masuk orang dua itu marah, ribut pukul balok," beber Yusniar yang berbicara dengan terbata-bata.
 
Sementara itu, Ida saat diperiksa polisi mengaku, pada kejadian tak berada di rumah karena ada hajatan rumah baru saudaranya Atik tak jauh dari kampungnya. Selama ini, Mutia memang sering ditinggal oleh Ida bersama kakaknya yang memiliki keterbelakangan mental.
 
Malam itu dia pergi dari pintu samping dikuncinya dan pintu ruang tamu dikunci dari dalam. "Saya selalu pergi dari pintu samping, bila pulang mereka sudah tidur tinggal buka dari samping," ungkap Ida.
 
Disinggung dugaan tudingan pelakunya adalah dia dan kakaknya, Ida dengan bersumpah membantah. "Sumpah demi Allah saya tak tahu menahu kejadian malam itu, saya berani dihukum kalau bersalah, saya ngomong apa adanya," kata wanita yang akan naik haji itu.

Disinggung apakah selama ini Mutia memiliki pacar, Ida mengaku tak pernah mengetahui hubungan asmara Mutia, yang diketahuinya hanya sering teleponan. "Kalau dia teleponan dengan laki-laki sering, kalau ada laki-laki ke rumah tak pernah," kata Ida.

BACA JUGA: Polisi Bekuk Komplotan Malin Spesialis Kabel

Mengenai kehidupan di keluarganya, Ida mengaku, selama ini Mutia tak akur dengan keluarganya baik dengan suaminya sendiri (abang kandung korban) yang sudah pisah ranjang selama 3 tahun dengannya.

"Sama suami saya saja dia bisa bertengkar, dia itu tinggal di rumah saya karena tak ada yang cocok dengan keluarganya. Si Mutia ini orangnya kasar, namun saya saja yang sabar dia tinggal di rumah. Kalau lebih jelas tanya saja sama keluarganya bagaimana sikap si Mutia," kata Ida usai menjalani pemeriksaan di Polsek Hamparan Perak.
 
Kanit Reskrim Polsek Hamparan Perak, Iptu J Hutajulu mengaku, pihaknya memeriksa kakak beradik itu masih sebatas saksi dan kronologis tentang tewasnya korban. "Kita belum mengarah kepada tersangka, kita masih mengumpulkan bukti," kata Hutajulu.
 
Disinggung pelakunya adalah lebih dari 2 orang dan diperkirakan pria, Hutajulu belum bisa memastikan, yang jelas dari hasil olah TKP awal korban tewas tampaknya dianiaya lebih dari satu orang dan cara kerjanya adalah pria. "Kalau dari hasil olah TKP kita, tampaknya pria dan lebih dari satu orang," kata Hutajulu.
 
Disinggung soal motif sementara, Hutajulu mengaku belum ada ditemukan barang korban yang hilang, sehingga belum dapat disimpulkan perampokan. Tapi dari tewasnya korban yang sadis diduga dendam.

"Motifnya belum tahu, karena hasil visum belum kita terima, jadi masih kita selidiki sembari menunggu bukti yang berkembang," kata Hutajulu. (ril/bud)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sidang Kasus Pembunuhan Ricuh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler