Perbankan Genjot Kredit Konstruksi

Selasa, 14 Januari 2014 – 04:33 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Selaras dengan upaya pemerintah meningkatkan proyek infrastruktur dan konstruksi, tahun ini perbankan menggenjot pembiayaan pada sektor tersebut. Beberapa bank pun telah menyiapkan target penyaluran kredit konstruksi yang lebih besar jika dibandingkan tahun lalu.

Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri (persero) Tbk Pahala N. Mansyuri mengatakan, peningkatan porsi kredit tersebut dilakukan pada sektor konstruksi yang terkait dengan rumah murah program Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera). Kredit tersebut khususnya dilancarkan pada para pengembang rumah murah.

BACA JUGA: Freeport dan Newmont Paling Diuntungkan dari PP Minerba

"Penyaluran (kredit konstruksi) akan tetap kami lalukan dengan selektif. Sebab, tren kenaikan bunga acuan mempengaruhi bunga kredit termasuk untuk perumahan," ungkapnya, kemarin (13/1).

Dia  menargetkan, laju kredit konstruksi pun bisa mencapai 18-20 persen pada 2014. Target tersebut lebih agresif dibandingkan total pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini yang berada di kisaran 16-18 persen.

BACA JUGA: Kereta Bandara Soekarno Hatta Segera Ditenderkan

Selain Bank Mandiri, Bank BNI Syariah juga bakal melakukan strategi yang sama. Direktur Bisnis BNI Syariah Imam Teguh Saptono mengatakan, tahun ini pihaknya fokus masuk pada developer atau pengembang sektor menengah.

"Khususnya yang mengembangkan town house dengan skala terbatas. Misalnya pengembang dengan lahan tidak lebih dari dua hektar dengan maksimal 50 unit rumah," kata Imam.

BACA JUGA: Perkebunan Bakal Ikut Nikmati Pipa Gas Arun-Belawan

Menurutnya, jumlah pengembang segmen menengah tersebut lebih banyak. Sehingga, pihaknya lebih memilih menyalurkan pembiayaan kredit konstruksi dengan jumlah nominal yang tidak besar namun bisa tersebar ke banyak pengembang.

Apalagi, dari segi market, rumah tipe town house merupakan rumah pertama bagi masyarakat yang diprediksi bakal banyak diminati.

"Karena umumnya pembiayaan sektor properti kami adalah murabahah yang konsepnya adalah jual beli rumah. Ini adalah peluang bank syariah untuk meningkatkan untung," terangnya.
      
Sebagai tambahan, merujuk catatan Badan Pembina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum (PU), nilai pasar konstruksi mencapai Rp 369 triliun pada 2013. Angka tersebut naik sekitar 29,9 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp 284 triliun.

Di samping itu, pasar konstruksi juga bertumbuh sekitar 29,8 persen menjadi Rp 369,94 triliun, dari tahun 2012 yang sebesar Rp 284,99 triliun.
       
Dilihat dari sisi kontribusi industri konstruksi terhadap produk domestik bruto (PDB) juga cenderung bertumbuh dari sekitar 7,07 persen pada 2009, menjadi 10,54 persen pada 2013. Bahkan dalam lima tahun ke depan, pasar konstruksi diperkirakan mencapai Rp 1.000 triliun. (gal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PP PKU Minerba Belum Dirilis, SBY akan Diadukan ke KIP


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler