jpnn.com - BALIKPAPAN – Perbankan syariah masih menunjukkan kinerja positif tahun ini.
Dibanding bank konvesional, kinerja perbankan syariah dinilai sedikit lebih unggul.
BACA JUGA: Linetrust International Suntikkan USD 25 Juta untuk URMILA
Hal itu terkuak dari data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Balikpapan sampai Oktober lalu.
Dari sisi aset, misalnya. Dengan posisi Rp 2,3 triliun, perbankan syariah di Balikpapan mencatatkan pertumbuhan 8,51 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, atau secara year on year (YoY).
BACA JUGA: Industri Otomotif Desak Penerapan Standar Euro 4
Sementara untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), pertumbuhan tercatat 4,28 persen, dengan posisi Rp 1,5 triliun.
Dari sisi pembiayaan tumbuh 10,17 persen di posisi Rp 2,2 triliun.
BACA JUGA: Penjual Bensin Eceran Harus Ditertibkan demi BBM Satu Harga
Kendati demikian, pangsa pasar perbankan syariah ini sangat terbatas.
Dari catatan secara nasional, secara umum porsinya tak lebih dari sepuluh persen, alias masih di level satu digit.
Di Balikpapan, sampai Oktober lalu, pangsa pasar perbankan syariah secara umum hanya 8,92 persen.
Angka itu membaik dari posisi 7,14 persen pada tahun lalu.
Situasi ini diamini Manager Coordinator of Funding PT Bank Muamalat Indonesia Tbk area Balikpapan Eka Santoso.
Dia mengakui, meski tumbuh, jarak antara perbankan syariah dengan konvensional masih sangat jauh.
Dia menjelaskan beberapa kendala akselerasi perbankan syariah itu.
Salah satunya adalah pola pikir masyarakat yang sebagian besar enggan beralih karena merasa nyaman dan lama menjadi nasabah bank konvesional.
“Kemudian, produk yang ditawarkan tidak sebanyak bank konvesional. Untuk teknologi atau layanan kepada nasabah, masih belum bisa menyamai perbankan konvesional. Misalkan, mobile banking. Di Balikpapan hanya dua perbankan syariah yang sudah menggunakan, salah satunya Bank Muamalat,” terang dia.
Kepala Kepala KPw-BI Balikpapan Suharman Tabrani sebelumnya menyebutkan, walau tumbuh tidak terlalu tinggi, kinerja perbankan syariah di Kota Minyak sudah sangat bagus.
Keterbatasan laju pertumbuhan disebutnya tak bisa disalahkan, mengingat kondisi ekonomi di daerah belum pulih. (aji/man/k18/fri/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fashion Impor Merajalela, Industri Tekstil Domestik Menukik
Redaktur : Tim Redaksi