jpnn.com, SAMARINDA - Ketegangan menyelimuti kafe di kawasan tepian Sungai Karang Mumus (SKM), Jalan Muso Salim, Kelurahan Karang Mumus, Kecamatan Samarinda Kota, Rabu (12/7) dini hari.
Dentuman musik yang sebelumnya terdengar tiba-tiba menghilang.
BACA JUGA: Edan, Perempuan Muda Ini Dalangi Pembunuhan Seorang Rentenir
Segenap pengunjung terhenyak ketika mendapati Iwan (22) tergeletak tewas bersimbah darah tidak jauh dari kafe.
Berdasar keterangan yang dihimpun, Iwan baru saja berseteru dengan Muhammad Sandi (25) atau yang dikenal warga sekitar sebagai Boncel.
BACA JUGA: Diejek Mata Rabun, Pulang Ambil Besi dan Sangkur, Jleb!
Cekcok berujung penikaman itu berawal dari kesalahpahaman.
“Dari keterangan beberapa saksi seperti itu,” ujar Kapolsekta Samarinda Ilir Kompol Chandra Hermawan, Kamis (14/7).
BACA JUGA: Injak Kaki saat Joget di Orgen Tunggal, Jleb, Nyawa Melayang, Pelaku Didor Polisi
Sebelum ditemukan tewas, Iwan menjadi salah seorang pengunjung di kafe tersebut.
Ketika kopi yang dipesan tiba, Iwan sempat meninggalkan meja untuk berbincang dengan rekan di meja lain.
Nah, pada saat bersamaan, Sandi, dalam keadaan setengah sadar karena mabuk, datang.
“Pelaku datang, memasukkan tisu ke dalam kopi korban,” sebut Chandra.
Korban yang melihat lantas menghampiri Sandi untuk menanyakan maksud perbuatan tersebut.
Bukannya menjawab, Sandi malah emosi. “Mereka sempat beradu mulut dan jotos,” jelas Chandra.
Pertikaian sempat terhenti sejenak karena dilerai rekan masing-masing.
Namun, pelaku yang gelap mata kembali dengan sebilah pisau lipat.
Dengan membabi buta, Sandi menghunjamkan pisau ke sisi dada, pinggang, perut bagian atas, dan bawah sebelah kiri Iwan.
Iwan terkulai. Sejumlah saksi mata berinisiatif menghubungi Polsekta Samarinda Ilir.
Sementara itu, Sandi setelah beraksi bersembunyi tidak jauh dari lokasi kejadian.
Tidak butuh waktu lama bagi petugas untuk meringkus Sandi.
“Sebenarnya bukan saya yang memasukkan tisu itu,” ujar Sandi.
Sandi menyebut Iwan emosi lantaran juga berada di bawah pengaruh alkohol.
Dia juga berkilah telah menusuk hingga empat kali.
“Seingat saya hanya dua atau tiga,” terangnya. (dra/ndy/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sehari Susun Rencana, Langsung Lakukan Pembunuhan Supersadis
Redaktur & Reporter : Ragil