Percepat Penetrasi Produk Asuransi

Jumat, 17 Oktober 2008 – 07:58 WIB
JAKARTA - Di tengah gejolak krisis finansial, para pelaku industri asuransi tetap yakin prospek bisnisnya cerahKetua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Evelina Pietruscha menuturkan, justru momen ketidakpastian saat ini mesti dimanfaatkan untuk memasifkan industri asuransi

BACA JUGA: Perbankan Indonesia Kian Stabil



"Pengalaman-pengalaman di negara lain, justru krisis ini sebagai momentum
Artinya, di tengah ketidakpastian, masyarakat harus diedukasi untuk melindungi aset dan dirinya," kata Evelina di Jakarta, Kamis (16/10)

BACA JUGA: Pemerintah Terbitkan Perppu JPSK



Karena kondisi yang fluktuatif, masyarakat mesti tahu bahwa bisa terjadi sesuatu terhadap diri dan asetnya
Karena itu, perlu proteksi dan antisipasi

BACA JUGA: Ekonomi Stagnan, Gunakan Standby Loan

Di situlah pentingnya asuransi

"Di kuartal kedua, pemegang polis asuransi jiwa baru 7 juta orangKita harus genjot terus pentingnya family financial planning," ujar dirut PT Wanartha Life itu

Soal potensi tergerusnya nilai investasi unit link, Evelina mengatakan, justru saat inilah untuk masuk berinvestasi sekaligus berasuransi di produk unit linkSebab, harga portofolio investasi sudah terpangkas"Anyway, everything is positiveKita optimistis 2009 masih lebih baik," kata dia.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Kornelius Simanjuntak mengemukakan, saat ini pasar memang masih bergejolakTapi, berada di tataran yang wajar"Antisipasi pemerintah untuk penanganan krisis finansial cukup bagusJadi, pergerakan ekonomi tetap terjaga," ujarnya.

Dia mengatakan, masih terbuka cukup ruang untuk melakukan penetrasiSaat ini, total premi di industri baru menyumbang 1,8 persen terhadap GDP"Krisis ini semestinya bisa kita ambil celahnya untuk memberikan pendidikan ke masyarakat akan pentingnya asuransi," kata dia

Hal senada diungkapkan Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Shaifie ZeinDia mengatakan, kinerja asuransi syariah masih terjaga, meski pemegang polis sempat menurun

Dia optimistis, asuransi syariah akan lebih berkembang, bukan hanya menyasar nasabah ideologisTapi, juga nasabah-nasabah dengan karakteristik beragam"Syariah itu bukan masalah surga-neraka, tapi masalah sistemKalau konvensional itu membeli risiko, syariah membagi risiko," jelasnya

Premi industri asuransi umum syariah meningkat 41 persen pada tahun lalu, menjadi Rp 269,6 miliarAsetnya tumbuh 41 persen menjadi Rp 388,6 miliarPremi asuransi syariah menyumang 1,5 persen terhadap industri asuransi nasional

Kepala Biro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatarwata mengatakan, pasar asuransi 2009 masih dimungkinkan meningkat karena minimnya pangsa selama iniSehingga, ruangnya masih sangat lebar"Ada peluang agar asuransi ini menjadi fesyen, tren di masyarakat." "Banyak perusahaan asuransi yang mulai menerapkan strategi jitu, seperti bancassuranceIni signifikan mendongkrak pasar," sambungnya.

Meski kontribusi premi terhadap GDP masih sangat minim, dia meminta agar tidak melulu melihat premi sebagai paramater"Nilai tanggungannya tentu jauh lebih besar daripada premiItu yang seharusnya dilihat, bahwa berbagai risiko usaha ditanggung asuransi." Hal itu membuktikan sumbangan industri ini bagi perekonomian tidak dapat diabaikan(eri/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Dunia Beri Indonesia Stand By Loan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler