jpnn.com, JAKARTA - Universitas Terbuka (UT) berhasil menggelar wisuda perdana langsung di Jepang, yang dilaksanakan secara tatap muka di Balai Indonesia KBRI Tokyo.
Acara itu terlaksana dengan dukungan KBRI Tokyo dan Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Jepang.
BACA JUGA: Mahasiswa dari 7 Negara Belajar di Universitas Terbuka Lewat Program BINAR 2024
"Selamat atas kelulusan 41 orang alumni UT yang ada di Jepang. Saya yakin, untuk menyelesaikan studi ini tidaklah mudah, butuh perjuangan dan kerja keras, terlebih lagi, Saudara mengikuti kuliah di UT sambil bekerja sebagai pekerja magang," kata Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja sama, dan Bisnis UT, Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D., dalam sambutannya di acara wisuda dipantau di YouTube Universitas Terbuka TV, Kamis (12/12).
Dia menjelaskan, wisuda ini diharapkan dapat memacu semangat Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berada di Jepang, khususnya pekerja magang untuk mengikuti jejak teman-temannya yang telah berhasil lulus dan meraih gelar sarjana.
BACA JUGA: Dongkrak Ekonomi Lokal, LPPM Universitas Terbuka Berdayakan Masyarakat Desa Muara
Apalagi, kuliah di UT didukung dengan pola pembelajaran jarak jauh yang fleksibel dan berkualitas.
Untuk membantu peningkatan dan penguatan layanan di luar negeri khususnya Jepang, Universitas Terbuka (UT) juga melakukan perjanjian kerja sama (PKS) pendirian Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) di Jepang.
BACA JUGA: Universitas Terbuka Menggandeng UI Buka Program Vokasi Baru
"Kami ucapkan terima kasih atas kerja sama KBRI Jepang, sehingga UT bisa menyediakan layanan pendidikan tinggi bagi para PMI yang ingin meningkatkan kualifikasi melalui program bekerja sambil kuliah, juga kepada Yayasan Hamaren dan timnya sehingga terlaksana wisuda ini," ucapnya.
UT menyediakan akses pendidikan tinggi dengan model belajar jarak jauh atau pembelajaran online.
Model pembelajaran seperti ini tidak mengharuskan mahasiswa datang ke kampus, tetapi UT lah yang akan mendatangi mahasiswa, dimanapun mereka berada.
Sejak didirikan pada 1984, UT telah melebarkan sayap penyediaan layanan pendidikan jarak jauh ke berbagai negara di dunia, khususnya negara tujuan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI), seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, Saudi Arabia, dan Jepang.
Layanan UT di luar negeri semakin masif, sejak diresmikannya keberadaan Universitas Terbuka Layanan Luar Negeri (UT LLN).
"Alhamdulillah, saat ini UT LLN telah menyediakan layanan pendidikan di 56 Negara dan 90 kota. Dan jumlah mahasiswa UT yang berada di luar negeri mencapai 6.527 orang, dan khusus di Jepang sebanyak 2.867 orang mahasiswa," ungkapnya.
Rahmat meyakini ke depan mahasiswa UT di Jepang akan terus meningkat jumlahnya seiring dengan meningkatnya permintaan tenaga kerja Indonesia ke Jepang.
Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), mencatat sampai Oktober 2024, jumlah pekerja migran Indonesia di Jepang sebanyak 10.774 orang.
"Wisuda bukanlah akhir dari proses belajar, tetapi justru menjadi awal untuk belajar memasuki dunia nyata yang tentu lebih kompleks. Untuk dapat bersaing di dunia nyata, semangat belajar sepanjang hayat (long life learning) yang juga menjadi motto UT menjadi suatu keniscayaan," tegasnya.
Sementara itu, Direktur UT Layanan Luar Negeri Dr. Pardamean Daulay, S.Sos., M.Si mengatakan momen wisuda kali ini sangat spesial karena untuk pertama kalinya upacara wisuda dapat dilaksanakan di Tokyo, Jepang.
Oleh karena itu, momen wisuda tersebut akan tercatat dalam sejarah Universitas Terbuka.
"Jumlah mahasiswa UT yang berada di luar negeri sampai akhir tahun 2024 sebanyak 6.527 orang dan yang paling mengembirakan, sebanyak 2.867 orang mahasiswa ada di Jepang," katanya.
Dari jumlah tersebut sebanyak 41 orang telah menyelesaikan studinya dan dinyatakan lulus, sehingga berhak menerima gelar akademik sesuai program studi yang ditempuh.
"Sebanyak 21 orang mengikuti wisuda dan 20 orang lainnya tidak dapat mengikuti wisuda disebabkan kontrak kerja mereka telah berakhir dan saat ini telah pulang ke Indonesia," ucapnya.
Dia menambahkan, wisuda di Tokyo ini akan dijadikan agenda tahunan, karena melihat jumlah mahasiswanya cukup banyak.
Terkait keberadaan SALUT, Pardamean optimistis akan mendongkrak penambahan jumlah mahasiswa yang berkuliah di UT.
Sebab, SALUT memberikan berbagai layanan, seperti pelatihan wirausaha, kursus bahasa Jepang, dan lainnya.
"Cukup banyak permintaan pekerja migran Indonesia di Jepang agar ada program studi bahasa Jepang. Bahasa Jepang ini sangat dibutuhkan untuk peningkatan level pekerjaan mereka," pungkas Pardamean Daulay. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Universitas Terbuka Raih Akreditasi A, Konsisten Menjaga Kualitas Pendidikan Tinggi Jarak Jauh
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad