SURABAYA -- Nama Ramdan Aldil Saputra kini tak lagi ada dalam daftar pasien yang dirawat di RSUD dr Soetomo SurabayaTapi, jangan membayangkan terjadi hal yang mengerikan terhadap Ramdan
BACA JUGA: Ramdan Masih Transfusi Darah
Balita yang 24 April lalu menjalani transplantasi liver pertama di rumah sakit milik pemprov Jatim itu hanya berganti nama.Nama baru yang diberikan kepada Ramdan adalah Slamet Hadi Syahputra
BACA JUGA: Bertemu Ayah-Ibunya, Ramdan Menangis
Jadi, arti nama baru putra bungsu Bambang Sutondo Winarno-Sulistyowati itu adalah anak yang baik dan selamatPenggantian nama tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mencapai kesembuhan mantan penderita atresia bilier itu
BACA JUGA: Belum Bisa Pastikan Ramdan Alami Rejeksi Akut
Usul tersebut datang dari tim dokter yang merawat Ramdan Jumat (7/5) lalu, ketika kondisi Putra sangat kritis akibat perdarahan saluran pencernaan yang dialaminya"Doa dan ikhtiar kan sudah dilakukanTapi, selama ini rasanya selalu ada halanganLantas, kenapa tidak mengganti nama saja? Mungkin anak ini keberatan nama," kata juru bicara tim liver transplant RSUD dr Soetomo, dr Urip Murtedjo SpB K-L, kepada Jawa Pos kemarin.
Dalam budaya Jawa, memang ada kepercayaan bahwa ketika anak sering sakit-sakitan, nama yang diberikan orang tuanya ketika lahir mungkint tidak cocok dengan si anakIstilahnya, keberatan namaKarena itu, nama si anak harus diganti
Urip sendiri memiliki pengalaman berganti nama akibat sakit-sakitan ketika masih kecilKetika lahir, Ketua Forum Pers RSUD dr Soetomo itu diberi nama Bayu SusenoNamun, karena sakit-sakitan, dan bahkan hampir meninggal, orang tuanya kemudian mengganti namanya menjadi Urip Murtedjo"Setelah nama saya diganti, faktanya berangsur-angsur nggak sakitMungkin, untuk Ramdan (sekarang Putra, Red), itu bisa berhasil," imbuh Urip.
Usul itu kemudian disampaikan kepada Bambang dan SulistyowatiPasangan guru asal Trenggalek itu ternyata setuju nama anaknya digantiSebelum transplantasi, mereka ternyata sempat ingin melakukan upaya tersebutSebab, sejak lahir, Putra terus sakit-sakitan akibat menderita kelainan hati atresia bilier (saluran empedu tidak terbentuk)
Namun, sampai hati Putra diganti, upaya itu belum dilakukan"Karena itu, kami nggak kecewa, bahkan senang nama anak kami digantiMudah-mudahan, ini jalan mencari kesembuhan untuk Ramdan (maksudnya Putra, Red)," kata Bambang, yang kemarin memang beberapa kali keliru menyebut anaknya Ramdan.
Layaknya adat Jawa, penggantian nama Putra kemarin disertai dengan selamatan yang menyajikan bubur merah dan putihProsesi tersebut dipimpin oleh koordinator teknis tim liver transplant RSUD dr Soetomo, dr Poerwadi SpB SpBADalam prosesi itu, juga dilakukan doa untuk kesembuhan Putra, yang dipimpin oleh dr Joko Susanto.
Sebelum selamatan itu, Bambang dan Sulistyowati sempat mengunjungi putranya yang masih terbaring di ruang khusus dalam Intensive Care Unit (ICU) di lantai 2 GBPTKetika itu, mereka membisikkan ke telinga anaknya, yang kondisinya sadar, bahwa namanya diganti menjadi Putra"Kami juga membisikkan supaya kondisinya membaik, dan supaya tabah menghadapi cobaan," kata Sulistyowati sambil tersenyum.
Semua doa dan harapan itu mengiringi kondisi Putra, yang kemarin memang sudah membaik, setelah selama dua hari sebelumnya terus mengalami perdarahan pencernaan yang hebat
Sejak Kamis (6/5) pagi hingga Jumat malam, darah yang dikeluarkan Putra dari duburnya mencapai 11.000cc atau sekitar 11 literVolume darah itu 13,75 kali volume darahnya, yang hanya sekitar 800-900ccKarenanya, sejak Kamis, hidup Putra bergantung pada transfusi darah yang terus-menerus diberikan oleh tim dokter
Penyebab perdarahan itu, yang ternyata berasal dari perlukaan pada usus halus Putra, baru ditemukan dini hari kemarin setelah tim dokter melakukan arteriografi (pemeriksaan dengan mengalirkan cairan kontras ke dalam pembuluh arteri) terhadap balita tersebutPemeriksaan yang dimulai sekitar pukul 23.00 Jumat malam itu bertujuan untuk mengetahui secara pasti posisi pembuluh darah Putra yang menjadi sumber perdarahan.
Arteriografi itu dilakukan setelah dalam pemeriksaan endoskopi (memasukkan kamera ke dalam usus melalui mulut) dan kolonoskopi (memasukkan kamera ke dalam usus lewat dubur) tim dokter tidak menemukan sumber perdarahanNamun, jika melihat pola perdarahan Putra yang deras dan sulit dihentikan, tim dokter menduga bahwa perdarahan itu berasal dari pembuluh arteri
Dan, benar saja, begitu arteriografi dilakukan, cairan kontras langsung menyembur dari perlukaan selebar sekitar 1-2 cm pada arteri usus halusnyaPerlukaan itu lokasinya sekitar 2-3 cm di dekat sambungan antara usus halus Putra dengan saluran empedu pada liver barunya
Ketika transplantasi, tim dokter memang memotong sebagian usus halus Putra dan menyambungkannya dengan saluran empedu dalam liver baru, yang berasal dari sang ibu, SulistyowatiNamun, tidak ada masalah dengan sambungan ituSebab, kebocoran justru terjadi pada pembuluh darah di dekatnya"Penyebabnya, sesuai dugaan semula, karena kerapuhan pembuluh darah akibat terlalu lama atresia bilier," kata Poerwadi.
Karena sumber perdarahan itu berasal dari satu titik, artinya bisa ditangani dengan operasiMaka, sekitar pukul 01.15 Sabtu pagi, dokter melakukan operasi dengan membuka perut PutraDalam operasi selama 2 jam 15 menit itu, dokter menjahit sumber perdarahan pada usus Putra, kemudian menutupnya kembali
Setelah operasi itu, perdarahan pada pencernaan Putra benar-benar berhenti"Kalau masih ada darah yang keluar, itu sisa darah segar dan bekuan darah yang masih ada di ususnya sebelum operasi," kata Poerwadi.
Pascaoperasi, kondisi Putra juga bisa dikatakan stabilTekanan darah, denyut nadi, maupun suhu tubuhnya semua normalFungsi livernya pun sudah bagusKendati demikian, tim dokter belum bisa benar-benar menghembuskan nafas legaSetelah ini, mereka justru harus lebih waspada menjaga kondisi Putra"Yang kami lakukan setelah ini adalah memulihkan kondisi fisiknyaKalau fisiknya bagus, mudah-mudahan tidak akan ada perdarahan lagi," tegas Poerwadi(rum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramdan Alami Gejala Rejeksi Akut
Redaktur : Tim Redaksi